“Penolakan terhadap Miss World bukan Hanya karena Bikini”
SALAM-ONLINE: Penolakan terhadap rencana perhelatan kontes kecantikan Miss World terus berlanjut. Suara penentangan terus muncul meski panitia menjanjikan kontes tersebut bebas dari pakaian minimalis bikini. Masalahnya bukan sekadar di bikini.
Masalah utama penolakan ini adalah perbedaan standar nilai bagaimana memandang perempuan. Ajang itu ditolak karena esensinya melombakan perempuan. Apalagi penilaian dalam kontes seperti itu sebatas kecantkan, kecerdasan atau bahkan bentuk tubuh.
Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr Yunahar Ilyas mengungkapkan, kontes seperti itu tidak pantas dilakukan di tengah masyarakat Muslim. Kontes kecantikan apapun bentuknya yang menilai perempuan, itu tidak layak dilakukan.
“Penolakan ini bukan soal bikini saja, tapi melombakan perempuan tidak pantas,” kata Yunahar seperti dikutip Republika, Jumat (12/4/2013).
Yunahar menambahkan, keikutsertaan Indonesia dalam ajang seperti ini adalah masalah sendiri. Hal itu adalah budaya barat yang sudah masuk ke Indonesia. Padahal, ujar Yunahar, tidak ada budaya Indonesia seperti itu. Perempuan-perempuan itu tidak sadar mereka sudah masuk perangkap budaya populer barat.
“Perempuan dieksploitasi oleh mesin kapitalisme dan mereka tidak sadar,” tegas Yunahar. Saat ini, bahkan perempuan hampir selalu digunakan untuk menarik minat masyarakat membeli barang yang ditawarkan. Padahal, tidak semua barang berhubungan dengan perempuan.
“Perempuan memang diciptakan menarik, tapi jangan sampai diperlakukan murahan.”
Jadi, sekali lagi, tak sekadar, oh, acara Miss World yang ini beda dengan yang lain, pakaiannya sopan, tak berbikini…bahkan mungkin akan dianjurkan pakai kebaya. Astagfirullah. Lupa dengan al-ghazwul fikri? (ROL), salam-online