Aroma Rekayasa Pembunuhan Tentara Inggris
WOOLWICH (SALAM-ONLINE): Aroma rekayasa atas peristiwa Woolwich semakin menguat. Abu Nusaybah yang diwawancarai oleh BBC London pada acara News Night, Sabtu (25/5/2013) lalu, mengaku bahwa ia adalah kawan sepermainan Adebolajo sejak kecil.
Adebolajo disebut-sebut sebagai pelaku pembunuhan yang wajahnya nampak dalam video. Kepada pembawa acara BBC, Watson, Nusaybah mengatakan, sekitar enam bulan lalu, Adebolajo menceritakan kepada dirinya bahwa ia didekati oleh agen rahasia Inggris MI-5.
Sebenarnya kejanggalan sudah terasa sejak pelaku pembunuhan secara terang-terangan merekam dan mempublikasikan video pembunuhannya sambil berteriak bahwa yang ia lakukan lantaran tentara Inggris membunuhi umat Islam di berbagai belahan dunia, serta seruan untuk mendongkel pemerintah Inggris.
“Saya bersumpah demi Allah tidak akan berhenti memerangi kalian. Satu-satunya alasan mengapa saya melakukan hal ini adalah karena Muslim dibunuhi setiap hari,” Adebolajo mengatakan sambil difilmkan oleh kawannya yang sampai kini tidak diketahui jati dirinya.
Anehnya, selain memvideokan serangannya, secara demonstratif dan tendensius, Adebolajo juga membagikan pamflet yang berisi ajakan berjihad dari kelompok radikal kepada orang orang di jalanan.
Kelihatan sekali jika peristiwa ini ditujukan untuk memojokkan citra Islam. Keterkaitan rekayasa semakin jelas ketika kemudian pemerintah Inggris membentuk gugus tugas anti teror yang bertugas memantau ceramah imam-imam masjid.
Sebuah sumber yang dekat dengan tim investigasi mengatakan kepada Reuters bahwa penyerang dikenal sebagai salah satu agen rahasis Inggris MI-5, sehingga menimbulkan pertanyaan jika memang pelaku telah dikenal sebelumnya, apakah hal ini telah diantisipasi sebelumnya?.Maka, kini seolah hal ini dikuatkan lagi dengan keterangan dari seorang bernama Abu Nusaybah.
“Dia (Adebolajo) mengatakan bahwa awalnya mereka menanyakan apakah Adebolao mengenal nama-nama individu yang disebukan kepadanya. Setelah ia menjawab tidak tahu, maka mereka menawarinya apakah tertarik untuk bekerja dengan mereka,” demikian keterangan Nursaybah kepada BBC.
Tak berapa lama setelah wawancara berlangsung, polisi mendatangi studio BBC. Atas persetujuan pihak BBC, Nursaybah ditangkap untuk dinterogasi dengan tuduhan terkait “terorisme”.
Sebelumnya, Jum’at (24/5/2013) lalu polisi menangkap Adebolajo dan seorang lagi dengan tuduhan sebagai tersangka penikaman serdadu Inggris bernama Lee Rigby.
Detektif menginterogasi seorang pria lagi dan seorang wanita yang ditahan pada hari Kamis sebelumnya, karena dicurigai bersekongkol dalam rencana pembunuhan tersebut.
Polisi masih memeriksa apakah peristiwa ini terkait kelompok militan di Inggris atau kelompok lain dari luar Inggris.
“Ini adalah penyelidikan besar dan rumit serta investigasi gerak cepat yang sedang dalam pengembangan,” ujar polisi itu.
“Banyak jalur penyelidikan sedang didalami oleh detektif, dan sejauh ini perkembangan investigasi berjalan baik,” lanjutnya. Lalu, mengapa jati diri sang sutradara yang memfilmkan belum diumumkan?
Nampaknya hal ini mengingatkan akan sebuah buku yang ditulis oleh Mark Curtis yang berujudul “Hubungan Rahasia Inggris dengan Islam Radikal” yang mengatakan bahwa sejak 1990 London menjadi surga dari berbagai gerakan radikal. Oleh karenanya London dijuluki dengan Londonistan sebagai plesetan dari Afghanistan. (Secret Affair halaman 256).
Lebih lanjut Mark Curtis yang seorang sejarawan sekaligus jurnalis ini menjelaskan. Asumsinya, dengan memberikan keleluasaan bagi berbagai gerakan radikal, Inggris dapat memantau dan menginfiltrasi beragam gerakan radikal yang ada di dunia.
Dan pada saat diperlukan, Inggris akan memainkan kartu devide et impera untuk menguasai dunia. Agen rahasia Inggris juga meradikalisasi berbagai kelompok Islam untuk mewujudkan tesis benturan peradaban dari Samuel Hutington. Apa yang ditulis Mark Curtis bukanlah mustahil. Terbukti beberapa saat setelah video pembunuhan tersebut beredar, salah seorang pemimpin Al Muhajirun, Anjem Choudary, mengonfirmasikan bahwa ia mengenal pria di video tersebut.
Choudary mengungkap bahwa pria kelahiran Inggris keturunan Nigeria itu menyatakan masuk Islam pada tahun 2003. Namun kemudian ia tidak lagi datang ke pertemuan Al-Muhajirun sejak dua tahun lalu. (Abu Akmal Mubarok/Salam Online)