Yordania Resmi Usir Dubes ‘Israel’
AMMAN (SALAM-ONLINE): Pemerintah dan parlemen Yordania secara resmi membenarkan berita pengusiran Duta Besar rezim Zionis “Israel” dari negaranya, sebagaimana dilansir Qodsna, Kamis (16/5/2013).
Menteri Informasi Yordania Mohammad Al Momami menegaskan, bahwa Dubes “Israel” Daniel Naifo di Amman secara resmi keluar dari Yordania setelah dipanggil Kementerian Luar Negeri dan mendapat kecaman keras terkait sikap “Israel” yang menistakan kesucian Islam di bumi Palestina.
Sebelumnya, parlemen Yordania menuntut pengusiran Dubes “Israel” dan menarik Dubesnya dari wilayah pendudukan “Israel” sebagai protes atas penistaan yang dilakukan rezim itu terhadap Masjid Al Aqsha dan penangkapan Mufti Baitul Maqdis Muhammad Hussein.
Di samping itu, 76 anggota parlemen Yordania menandatangani petisi bersama untuk menuntut pembatalan Perjanjian Wadi Araba yang ditandatangani “Israel” dan Yordania pada 1994.
Sikap dan tindakan para anggota parlemen Yordania itu dinilai banyak pengamat politik sebagai langkah bersejarah dan menentukan dalam hubungannya dengan “Israel”.
Rapat parlemen yang membahas pengusiran Dubes “Israel” dari Yordania, juga dihadiri Perdana Menteri dan anggota Kabinet pemerintah Yordania.
Mayoritas suara anggota dewan di Yordania setuju untuk mengusir Dubes “Israel” untuk Yordania. Pihak kerajaan Yordania pun segera menarik dubesnya dari Tel Aviv, Walid Abidat dan menutup kedutaannya di sana.
Anggota dewan yang bernama Abdul Karim Addaghmi kepada pers mengatakan, bahwa keputusan untuk mengusir Dubes “Israel” dari Amman merupakan hal yang sesuai prosedur dan keputusannya harus dijalankan.
Di antara anggota dewan Yordania ada yang lantang menginginkan perang dengan “Israel” sebagai jawaban terhadap serbuan zionis ke masjid suci Al-Aqsha.
Anggota dewan lainnya mengatakan jihad melawan “Israel”. Dan sebanyak 26 anggota parlemen meminta kerajaan untuk meninjau ulang perjanjian damai antara Yordania dengan Israel yang dikenal dengan perjanjian lembah Urbah.
Masih belum jelas, apakah keluarnya Dubes “Israel” dari Yordania berlaku untuk sementara atau untuk jangka lama.
Namun dilaporkan, para pengamat politik percaya pemerintah Yordania tidak bisa tinggal diam lagi menyikapi kejahatan-kejahatan “Israel” terhadap rakyat Palestina.
Selain itu, pemerintah Yordania pun takut akan reaksi keras dari rakyatnya yang sebelumnya telah menuntut pemerintah untuk memutus hubungan dan menutup Kedubes “Israel” di Amman–meskipun negara kerajaan ini masih memiliki hubungan mesra dengan Barat, terutama Amerika Serikat. (knrp/salam-online)