Disebut AS Lembaga Pendidikannya ‘Teroris’, Pendiri Sebuah Madrasah di Pakistan Bilang Tak ‘Ngefek’

Pakistan-sebuah madrasah di Peshawar Pakistan dituding teroris oleh AS-jpeg.image
Madrasah Jami’a Ta’limul-Qur’an wal Hadits Peshawar, Pakistan

PESHAWAR (SALAM-ONLINE): Lagi, Amerika Serikat, mungkin karena paranoidnya atau merasa paling benar sendiri, seenak udelnya menempatkan sebuah madrasah di Pakistan sebagai organisasi “teroris”. Ya, tentu “teroris” menurut pendapat nafsunya. Itu lantaran Amerika menuding madrasah ini mendukung Lashka-i-Toiba, Al-Qaidah dan Taliban.

Tapi, mau disebut “teroris” atau ekstremis atau fundamentalis maupun radikalis, toh tak ngefek, sebab pendanaan madrasah ini dicukupi dari dalam sendiri, tak ada dari luar, juga tak menyimpan aset (dananya) di luar negeri.

Adalah Madrasah Jami’a Ta’limul Qur’an-wal-Hadits yang juga dijkenal sebagai Madrasah Ganj di kota Peshawar yang dicap sebagai “teroris” versi Amerika itu. Dengan demikian, inilah sekolah pertama yang masuk dalam daftar organisasi “teroris” versi teroris.

Departemen Keuangan Amerika Serikat dalam pernyataannya, seperti dilansir bbc menyebutkan madrasah tersebut melatih, merekrut, dan mendanai kelompok militan.

Pimpinan madrasah, Syekh Aminullah, sejak tahun 2009 sudah masuk dalam daftar “teroris” penjajah Amerika, karena mendukung Al-Qaidah dan Taliban.

Ditambahkan bahwa para siswa di madrasah dilatih untuk membuat bom dan juga menjadi pengebom “bunuh diri”.

Baca Juga

“Kami akan terus berkerja sama dengan mitra kami di seluruh dunia untuk melucuti jaringan ‘teroris’, khususnya yang berupaya menyembunyikan kegiatan ‘jahat’ di balik organisasi kemasyarakatan seperti madrasah,” ujar David Cohen dari bagian terorisme dan intelijen keuangan Depkeu AS.

Dengan demikian maka semua aset yang dimiliki madrasah yang berada dalam wilayah hukum Amerika Serikat akan dibekukan dan rakyat AS dilarang berhubungan dengan mereka.

Apa respon dari yang dituding? “Lembaga kami semata-mata sebuah sekolah dan tidak berkaitan dengan organisasi apa pun atau terlibat dalam bentuk yang melanggar hukum atau mempromosikan ekstremisme,” kata Alam Sher kepada kantor berita AP.

Sher—yang ikut mendirikan madrasah sekitar 25 tahun lalu—menegaskan bahwa keputusan yang memasukkan lembaga pendidikannya dalam kotak “teroris” tak akan membawa dampak alias tak ngefek karena madrasah tidak mendapat bantuan dana dari luar negeri.

Sekolah ini mengandalkan sumbangan masyarakat dan dari pabrik sabun milik Sher sendiri. Jadi, up to you mau sebut “teroris”, soalnya gak ngaruh, sebagaimana dikatakan Sher. (bbc/salam-online)

Baca Juga