JAKARTA (SALAM-ONLINE): Walikota Jakarta Timur telah melakukan pembongkaran sebuah masjid tanpa musyawarah. Adalah Masjid Baitul Arif di Jalan Jatinegara Barat 142 Jakarta Timur yang dibongkar tanpa ba bi bu itu.
Salah seorang jamaah masjid tersebut, Taufan Maulamin, menyesalkan tindakan Walikota itu. Ia membuat surat terbuka atas keprihatinannya kepada Gubernur DKI, sebagaimana dilansir arrahmah.com, Senin (16/9/2013).
“Walikota Jakarta Timur melakukan pembongkaran Masjid Baitul Arif tanpa musyawarah dengan tokoh, alim Ulama dan jamaah Masjid Baitul Arif, RW 1 Kelurahan Kampung Melayu. Sudah 15 hari shalat 5 Waktu dan 2 kali Jumat tidak dapat dilakukan,” tulis Taufan.
Meski lokasi dan tanah masjid adalah milik Pemda DKI, kata Taufan, namun seyogianya Pemda tidak melupakan masjid adalah baitullah yang sangat dimuliakan oleh semua Muslim. Karenanya, mestinya hal itu dilakukan dengan santun dan beradab.
Dia juga mengingatkan akan wilayah Jatinegara. “Jatinegara merupakan kawasan Muslim yang sangat taat dan sangat fanatik sejak zaman penjajahan, banyak tokoh, alim ulama dan masyarakat Muslim merasa tersinggung dan menyayangkan tindakan tersebut,” kata Taufan.
Taufan Maulamin yang juga Wakil Rektor Universitas Islam Azzahra Jakarta itu mengkhawatirkan hal ini akan memicu kerawanan sosial, anarkisme dan isu Sara. “Dikhawatirkan pembongkaran Masjid memicu kerawanan sosial dan anarkisme mengarah pada tindakan Sara,” katanya.
Universitas Islam Azzahra, ujar Taufan, menawarkan diri kepada pihak Pemda DKI Jakarta, untuk menjembatani persoalan ini. “Kami Universitas Islam Azzahra siap menjembatani dan membantu jalan terbaik bagi penyelesaian jamaah dan bapak Gubernur. Semua hal dapat diselesaikan dengan cara beradab, menghormati rumah ibadah, mencerminkan Jakarta yang berbudaya,” pungkas Taufan. (arrahmah.com/salam-online)