Syaikh Qaradhawi Mundur dari Al Azhar

Syaikh Dr Yusuf Al-Qaradhawi-2-jpeg.image
Syaikh Dr Yusuf Qaradhawi

SALAM-ONLINE: Pada Ahad (1/12) tokoh Islam Syaikh Dr Yusuf Al Qaradhawi mengeluarkan pernyataan cukup mengejutkan. Dia menyatakan mundur dari badan penasihat Al-Azhar, lembaga paling disegani di Mesir. Qaradhawi pun memilih menyampaikan sikap tersebut melalui akun Facebook-nya daripada mengirimkan surat langsung ke Al-Azhar. Mundurnya Qoradhawi dari Komite Tertinggi Ulama Al-Azhar merupakan buntut dari konflik berkepanjangan yang terjadi di Mesir.

Dia memiliki pandangan berbeda dengan Imam Universitas Al-Azhar Syaikh Ahmad Tayeb dan petinggi lembaga lainnya yang cenderung mendukung militer. “Saya menyampaikan pengunduran diri saya kepada rakyat Mesir karena mereka pemilik sebenarnya Al-Azhar dan bukan para Syaikh Al-Azhar,” tulis Qaradhawi, seperti dikutip Al-Ahram.

Panglima militer yang juga menteri Pertahanan Mesir Jenderal Abdel Fattah Al-Sisi mengumumkan pergantian paksa Presiden Muhammad Mursi pada 3 Juli 2013 lalu. Aksi kudeta itu tidak hanya didukung kelompok liberal, tetapi juga Al-Azhar. Qaradhawi mengecam tindakan militer itu dan mengatakan aksi tersebut bertentangan dengan konstitusi di Mesir. Dukungan Al-Azhar terhadap militer,  kata Qaradhawi, telah merebut paksa kekuasan Presiden Mursi.

Qaradhawi merupakan ulama yang dikenal dekat dengan Ikhwanul Muslimin, pendukung utama Mursi. Sebagai ulama, fatwa-fatwanya cukup didengar, tidak hanya di jazirah Arab, tetapi juga di belahan dunia lain, seperti Indonesia.

Ketua Ulama Internasional yang kini tinggal di Qatar ini pun mengkritisi Komite Ulama Al-Azhar yang dianggap diam terhadap tragedi kemanusiaan, kejahatan yang telah menghantui rakyat Mesir. Qaradhawi menyoroti insiden berdarah yang terjadi di Masjid Rabaa al-Adawiyah, dan al-Nahda, Agustus 2013 lalu.

Baca Juga

Seorang pejabat tinggi di Al-Azhar, Abbas Shouman, yang berbicara kepada Mehwar TV melalui sambungan telepon, Senin (2/12) malam, mengatakan, sudah mengetahui pengunduran diri Qaradhawi dari Komite Tertinggi Ulama Al-Azhar. Meski demikian, dia belum menerima surat resmi pengunduran diri tersebut.

Ulama kelahiran Mesir 1926 itu pernah dipenjara selama tiga kali selama Gamal Abdel Nasser menjabat presiden Mesir. Pada 1961 Qaradhawi meninggalkan Mesir dan memilih menetap di Qatar. Dia baru dapat kembali ke Mesir pada 2011 setelah Husni Mubarak jatuh dari kekuasaannya.

Empat bulan setelah kejatuhan Mursi, situasi di Mesir tak kunjung stabil. rezim yang dibekingi militer menangkap para demonstran ataupun pihak-pihak berseberangan. Dewan Panel Konstitusi gagal membatasi kekuasaan militer dalam draf Undang-Undang Dasar baru. Rezim hasil kudeta juga mengeluarkan regulasi tentang demonstran yang dinilai represif. (Bambang Nuroyono/RoL)

salam-online

Baca Juga