Ekstremis Afrika Tengah Bantai Ratusan Warga Muslim

Afrika Tengah-Seorang anak meninggal tak lama setelah mendapat luka tembak, saat pembantaian oleh ektrimis Kristen di Republik Afrika Tengah, Jumat (24-1-14). Sedikitnya 50 Muslim telah terbunuh.
Seorang anak meninggal tak lama setelah mendapat luka tembak, saat pembantaian oleh ekstremis Kristen di Republik Afrika Tengah, Jumat (24/1). Ratusan Muslim telah terbunuh dalam beberapa pekan.

BANGUI (SALAM-ONLINE): Dalam beberapa pekan ini ratusan Muslim telah dibantai ekstremis Kristen Afrika Tengah. Seorang Muslim yang pernah menjabat sebagai menteri di Afrika Tengah telah dibantai hingga terbunuh oleh segerombolan ekstremis yang dikenal sebagai “anti-balaka” di ibukota Republik Afrika Tengah, Bangui, pada Jum’at (24/1/2014).

Dr Joseph Kalite, seorang mantan menteri kesehatan Afrika Tengah dibunuh pada Jumat (24/1), kata El-Hadj Wananga Kabara, seorang petugas di Masjid Pusat di Bangui.

Saksi mata mengatakan Kalite meninggal akibat luka parah setelah sebelumnya mobil yang dia tumpangi diserang oleh para ektremis Kristen.

Dia baru melangkah keluar dari mobil ketika dia diserang. Seorang anggota keluarganya yang sekarang berusaha menyelamatkan diri di tempat yang tidak diketahui mengatakan kepada Reuters melalui telepon.

“Anti-Balaka mulai menyerangnya dengan parang dan tongkat pemukul dan mereka membunuhnya,” kata anggota keluarganya yang meminta namanya dirahasiakan. Dia menambahkan bahwa seorang saudara ipar yang pergi bersama Kalite pada saat serangan itu terjadi berhasil menyelamatkan diri.

Jasad Muslim itu kemudian ditemukan dan dibawa ke Masjid Ali Babolo dimana wartawan Reuters melaporkan telah melihat jenazahnya dalam kondisi termutilasi.

Sementara itu, sedikitnya sembilan orang lainnya juga dilaporkan dibunuh ketika segerombolan ekstremis, yang diketahui sebagai kelompok pertahanan Kristen, menyerang dan menjarah toko-toko Muslim di kawasan Miskine Bangui, kata saksi mata.

Kekerasan anti-Muslim dilaporkan meningkat sehari setelah Presiden interim Catherine Samba-Panza menjabat. Ratusan orang Muslim telah dibunuh dalam beberapa pekan terakhir oleh kelompok ektremis yang membawa parang dan senjata lainnya.

Baca Juga

Wilayah bekas jajahan Prancis ini berada di tengah kekacauan sejak Maret lalu ketika koalisi Muslim Seleka dituduh melakukan perlawanan yang memicu serangan milisi Kristen yang dikenal sebagai “anti-balaka”.

Kekerasan itu telah menewaskan lebih dari 2.000 orang sejak Desember lalu, dan memaksa sekitar satu juta orang—hampir seperempat dari populasi—menyelamatkan diri di tengah pengerahan sekitar 1.600 tentara Prancis dan 5.000 pasukan yang diklaim sebagai pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika.

Sementara itu, Amnesti International melaporkan bahwa lebih dari 50 Muslim telah terbunuh dalam dua serangan awal bulan ini di desa-desa barat laut Bangui.

Berita kematian Kalite semakin meneror komunitas Muslim Bangui. Sejumlah otoritas keagamaan pun mengecam pasukan perdamaian internasional yang tidak melindungi umat Islam.

“Dia bahkan tidak memegang jabatan apapun di Seleka, dia dikeluarkan oleh Seleka, tetapi karena dia adalah seorang pejabat Muslim, maka mereka dengan pengecut membunuhnya, hanya karena itu,” Mamoud Hissene, wakil presiden organisasi pemuda Muslim, mengatakan kepada TV Reuters.

“Para imam mengumumkan, bahwa mulai hari ini, mereka akan mengizinkan pengikut mereka memutuskan sendiri reaksi mana yang mereka anggap paling tepat untuk (menghadapi) provokasi baru ini,” kata Ahmadou Tidjani Moussa Naibi, imam di Masjid Pusat, seperti dilansir CBC pada Jum’at (24/1). (arrahmah.com)

salam-online

Baca Juga