Muslim Rohingya Kembali Diserang

Rohingya-12 Juni, saat Muslim Rohingya mengungsi ke daerah yang lebih aman (AP)-jpeg.image
Saat Muslim Rohingya mengungsi ke daerah yang lebih aman untuk menghindar dari serangan dan kekerasan yang dilakukan ekstrimis Buddhis, 12 Juni 2012 (AP)

YANGON (SALAM-ONLINE): Sejumlah Muslim Rohingya, di antaranya perempuan dan anak-anak, gugur dalam sebuah serangan, kata kelompok hak asasi manusia, Jumat (17/1).

Rincian aksi kekerasan terbaru belum jelas, namun para aktivis kemanusiaan mengatakan, dari puluhan korban, sedikitnya dua perempuan dan anak ditikam hingga meninggal dalam serangan terhadap satu desa dekat perbatasan dengan Bangladesh awal pekan ini.

Chris Lewa, direktur The Arakan Project yang berbasis di Bangkok, yang melakukan lobi mengenai hak-hak Rohingya, mengatakan serangan di desa Du Chee Yar Tan terjadi pada Senin.

“Ada sejumlah orang meninggal, sebagian besar perempuan dan anak-anak,” katanya kepada AFP. Ia menambahkan, bahwa laporan dari sumber-sumber di daerah tentang jumlah orang yang meninggal bervariasi , dari sekitar 10 sampai beberapa puluh.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki mengatakan, “Kami sangat terganggu oleh laporan-laporan bahwa pasukan keamanan mungkin telah menggunakan kekerasan berlebihan dalam beberapa kekerasan.”

Sementara itu Lewa menjelaskan seorang warga, yang bekerja pada The Arakan Project, dilaporkan melihat mayat dua perempuan dan seorang anak laki-laki 14 tahun dengan luka tusukan setelah kembali ke desa mereka pasca serangan.

Baca Juga

Dia mengatakan penggunaan pisau diduga dilakukan warga Buddha lokal Rakhine, yang telah berulang kali melakukan aksi kekerasan terhadap Muslim Rohingya.

Kelompok bantuan Dokter Tanpa Batas (MSF), salah satu dari sedikit organisasi pihak luar yang diizinkan untuk beroperasi di wilayah tersebut, Rabu (15/1) mengatakan ia melihat dua orang yang terluka “menderita cidera akibat kekerasan”, salah satunya dengan luka tembak dan yang lain tampaknya dipukuli.

“MSF khawatir bahwa mungkin ada kebutuhan medis yang belum terpenuhi di antara penduduk yang terdampak,” kata Kepala Misi Peter Paul de Groote.

Dua putaran kerusuhan di negara bagian Rakhine pada Juni dan Oktober 2012, sebagian besar antara umat Buddha lokal dengan minoritas Muslim Rohingya. (antara)

salam-online

Baca Juga