Jawaban bagi yang Meragukan Rasulullah Masuk Surga

Oleh: Ustadz Bachtiar Nasir

Ustadz Bachtiar Nasir-2-jpeg.imageSALAM-ONLINE: Syubhat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak dapat dipastikan masuk Surga bukanlah hal baru. Keraguan seperti ini banyak disebarkan oleh orang-orang Nasrani dan tokoh sekuler dari kalangan Muslim.

Untuk menjawabnya cukup sederhana; “Bukankah telah disediakan telaga Al-Kautsar atau telaga Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang disediakan bagi calon penghuni Surga?”

Hadits yang sering mereka jadikan sebagai pintu masuk untuk merasukkan doktrin keraguan (tasykik) di antaranya adalah hadits riwayat Imam al-Bukhari di dalam kitab shahihnya dari hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

»لَنْ يُنَجِّيَ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ قَالُوا وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِرَحْمَةٍ سَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَاغْدُوا وَرُوحُوا وَشَيْءٌ مِنْ الدُّلْجَةِ وَالْقَصْدَ الْقَصْدَ تَبْلُغُوا«

“Salah seorang dari kalian tidak akan dapat diselamatkan oleh amalnya.” Maka para sahabat bertanya, “Tidak juga dengan engkau wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Tidak juga saya, hanya saja Allah telah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku. Maka beramallah kalian sesuai sunnah dan berlakulah dengan imbang, berangkatlah di pagi hari dan berangkatlah di sore hari, dan (lakukanlah) sedikit waktu (untuk shalat) di malam hari, niat dan niat maka kalian akan sampai.”

Juga hadits dalam riwayat Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda :

»سَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا فَإِنَّهُ لَا يُدْخِلُ أَحَدًا الْجَنَّةَ عَمَلُهُ قَالُوا وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِمَغْفِرَةٍ وَرَحْمَةٍ«

“Beramallah sesuai sunnah (istiqamah) dan berlaku imbanglah, dan berilah kabar gembira, sesungguhnya seseorang tidak akan masuk surga karena amalannya.” Para sahabat bertanya, “Begitu juga dengan engkau wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Begitu juga denganku, kecuali bila Allah melimpahkan rahmat dan ampunan-Nya kepadaku,” (HR Al-Bukhari).

Dari hadits di atas, para penafsir dengan hawa nafsunya berdalih bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak memiliki jaminan masuk surga, baik untuk dirinya maupun umatnya.

Untuk membantah pemahaman salah tersebut, maka diperlukan pemahaman terhadap hadits dengan benar.

Dua hadits di atas mengandung hal yang mendasar dan menjadi kaidah yang penting. Hal mendasar dan sifatnya asas adalah bahwa amal perbuatan manusia tidak dapat menjaminnya untuk selamat dari api Neraka dan tidak pula dapat menjaminnya untuk masuk surga, karena masuk surga dan selamat dari api neraka disebabkan oleh ampunan dan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala; karena seorang Muslim meyakini dan mengimani bahwa segala sesuatu berada di Tangan Allah, dan hanya Allah sajalah yang mengetahui tempat kembalinya manusia.

Tidak seperti orang nasrani yang tersesat dengan mengimani bahwa Yesus sang penebus, yang di antara ajarannya kepada pemeluknya: akuilah dosa-dosa kalian kepada para pendeta niscaya kalian akan diampuni, walaupun pendeta tersebut bukan orang yang lurus. Berbeda dengan seorang Muslim yang berkeyakinan bahwa seseorang tidak dapat menjamin dirinya masuk surga, bahkan dengan amal shalihnya sekalipun, karena seseorang masuk surga disebabkan rahmat dan ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menerangkan hal di atas, di antaranya adalah:

)فَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَأُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأُوذُوا فِي سَبِيلِي وَقَاتَلُوا وَقُتِلُوا لَأُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلَأُدْخِلَنَّهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ( [آل عمران : 195]

“Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya.”

Baca Juga

Ayat di atas menegaskan bahwa Allah menghapuskan kesalahan hamba-Nya baru kemudian memasukkannya ke dalam Surga.

)تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ. يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ( [الصف : 11-12]

“(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar.”

Allah hanya memasukkan hambanya yang sudah mendapatkan ampunan dosa-dosa dari-Nya.

Sekali lagi, Allah Subhanahu wa Ta’ala menghubungkan antara masuknya seseoang ke Surga dan selamatnya dari Neraka dengan maghfirah dan rahmat-Nya untuk menunjukkan bahwa hal tersebut tidak akan didapat tanpa adanya maghfirah dan rahmat-Nya.

Para salaf berkata, “Di akhirat kelak hanya ada dua kemungkinan; ampunan Allah atau Neraka, sedangkan di dunia juga cuma ada 2 hal saja; penjagaan Allah atau kebinasaan.”

Muhammad bin Wasi’ rahimahullah berkata kepada para sahabatnya ketika menjelang wafat, “Alaikumus salam,  bisa jadi neraka atau ampunan Allah.”

Adapun firman Allah : (وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ( [الزخرف : 72]

“Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan.”

(كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ( [الحاقة : 24]

(kepada mereka dikatakan), “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.”)

Ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwa masuknya seseorang ke Surga karena rahmat Allah, dan penentuan derajat di surga berdasarkan amal seseorang.

Ibnu ‘Uyainah berkata, “Mereka berpendapat bahwa selamatnya seseorang dari api neraka itu disebabkan karena adanya ampunan dari Allah, dan masuknya seseorang ke surga disebabkan karena anugerah dari Allah serta penentuan derajat di surga berdasarkan amal seseorang.” (aqlislamiccenter.com)

salam-online

Baca Juga