Serangan AS terhadap Mujahidin Suriah Gunakan Pesawat Pengebom dan Rudal Tomahawk
IDLIB (SALAM-ONLINE): Selasa (23/9) dinihari waktu Suriah, serangan udara dilancarkan Amerika Serikat (AS) bersama beberapa sekutu Arabnya terhadap ISIS di wilayah Raqqah, Suriah. Sementara serangan terhadap Mujahidin Jabhah Nushrah, menghancurkan lima markas sayap Al-Qaidah di Suriah itu.
Serangan menggunakan kombinasi pesawat pengebom dan rudal Tomahawk yang ditembakkan dari kapal perang angkatan laut di laut, mulai Selasa dini hari waktu Suriah. Sedikitnya 20 jihadis gugur.
Korban
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (The Syrian Observatory for Human Rights) mengatakan sedikitnya 20 militan IS/ISIS meninggal dan dua markas hancur total. Serangan ini juga menyasar kelompok yang berafiliasi kepada Al-Qaidah di Suriah, Jabhah Nushrah (JN), demikian Observatorium melaporkan. Abu Yusuf Al-Turki, ahli dan pelatih penembak runduk JN turut gugur dalam serangan tersebut.
Serangan dimulai sekitar Selasa pukul 03.00 dini hari waktu setempat (Selasa 08.00 WIB). Gelombang pertama berlangsung selama 90 menit, tapi operasi itu diperkirakan akan terus berlanjut selama beberapa jam, demikian menurut seorang pejabat AS, sebagaimana dikutip Kiblat.net dari theaustralian.com.au, Selasa (23/9).
Serangan melanda sejumlah target, termasuk pasokan senjata dan bangunan yang menjadi serangan bertubi-tubi terhadap markas militan di kota Raqqa dan di perbatasan Suriah. Patut dicatat, AS telah meluncurkan 190 serangan udara terhadap sasaran ISIS di Irak sejak serangan udara dimulai pada 8 Agustus.
Inilah Koalisi AS
Dilaporkan, pesawat tempur milik Yordania bergabung bersama dengan pesawat lain milik angkatan udara Bahrain, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. “Saya konfirmasikan bahwa pasukan militer negara dan mitra yang melakukan aksi militer terhadap IS (Islamic State) di Suriah menggunakan kombinasi serangan berupa (pesawat) pengebom dan (rudal) Tomahawk,” kata sekretaris pers Pentagon, Laksamana John Kirby.
Washington secara resmi tidak menyebutkan negara-negara mana saja yang terlibat, atau bagaimana mereka terlibat. Tetapi seorang pejabat pertahanan menegaskan bahwa beberapa negara Arab ambil bagian. Media AS melaporkan bahwa pesawat tempur dari sekutu Arab terbang bersama jet tempur AS.
Rudal Tomahawk ditembakkan dari kapal AS di Teluk Persia Utara dan Laut Merah, kata para pejabat. Sementara pesawat tempur dilesatkan dari kapal induk USS George H.W. Bush yang tengah berada di Teluk. Sementara itu, US F-22 jet tempur pesawat perang paling canggih Amerika, juga dijadwalkan untuk ambil bagian dalam serangan ini.
Dilaporkan pula, pasukan khusus Australia dan anggota RAAF berada di UAE. Namun juru bicara Tony Abbott telah mengonfirmasi bahwa mereka tidak terlibat dalam tindakan awal ini di Suriah.
Sebelumnya dilaporkan, sebuah koalisi sekitar 30 negara, termasuk negara-negara Arab, baru-baru ini berjanji untuk mendukung Irak dalam memerangi IS (ISIS) “dengan cara apapun yang diperlukan”, meskipun pada saat itu tidak menyebutkan Suriah sebagai target wilayah serang.
Turki Menolak
Posisi pertempuran di Suriah berada lebih dekat ke Turki, sekaligus menekan pemerintah Erdogan agar meningkatkan upaya untuk mencegah dan melawan ISIS. Namun Turki menolak karena khawatir, mempersenjatai orang Kurdi untuk melawan ISIS bisa memperumit pembicaraan damai dengan pemberontak Turki dalam perbatasannya sendiri.
Sekadar tambahan, beberapa hari sebelum serangan terjadi, dalam akun twitternya, seorang Mujahidin Ahrar Syam bernama Abu Al-Hasanan (@muhammedghazzal) menceritakan mimpinya. Dalam mimpi tersebut ia melihat serangan massif akan melanda bumi Syam. “Namun serangan itu bukan dari pesawat tempur rezim Suriah,” katanya.
Diolah dari theaustralian.com.au dan sumber lainnya. (Hamdan/Kiblatnet)
salam-online