MUI Nilai Ide Menteri Anies Soal Aturan Berdoa di Sekolah Giring Anak ke Paham Pluralisme

MUI-Ketua MUI Bidang Pendidikan Prof Anwar Abbas (Republika-Yogi Ardhi-ca)-jpeg.image
Prof Anwar Abbas

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Meski Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan berupaya mengklarifikasi, termasuk bantahannya kepada Ustadz Yusuf Mansur perihal rencana mengatur tata tertib berdoa di sekolah, namun oleh publik bantahan tersebut terlanjur dinilai tak sesuai dengan kenyataan seperti telah diucapkan sebelumnya.

Sejumlah netizen dan pembaca menilai, lantaran banyak dihujani kritik yang tajam, maka Anies mengurungkan niatnya seraya mengatakan bahwa itu tidak benar.

Majelis Ulama Indonesi (MUI) sendiri, seperti dikutip Republika Online, Rabu (10/12), menilai sikap Menteri Anies Baswedan soal aturan berdoa di kelas dapat menggiring anak ke paham pluralisme.

Paham pluralisme berarti melihat semua agama adalah sama. Demikian disampaikan oleh Ketua MUI bidang pendidikan, Prof Anwar Abbas.

Baca Juga

Menurutnya, jika dalam satu kelas terdapat dua kelompok anak yang berbeda agama maka masing-masing anak tersebut berdoa menurut ajaran agamanya saja. Bukan dengan cara membuat aturan cara berdoa dengan mengganti kata Allah dengan Tuhan Yang Maha Esa.

“Kalau Anies mau meniadakan doa secara Islam lalu beliau menginginkan cara berdoa seperti apa? Kalau orang Islam berdoa tentu dengan cara Islam, kalau orang Kristen berdoa tentu dengan cara Kristen. Saya melihat ide Anies ini sadar atau tidak sadar bisa menggiring anak ke paham pluralisme,” ujar Anwar Abbas kepada Republika, Selasa (9/12).

Ia menambahkan, MUI berharap agar Menteri Anies tidak merusak apa yang sudah ada. (ROL)

salam-online

Baca Juga