“Pemegang Saham 90% Negara Ini Adalah Umat Islam, Tapi Warga Mayoritas itu Dipinggirkan”

Ustadz Bendry Jaisyurrahman-3-jpeg.image
Ustadz Bendry Jaisyurrahman

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Ustadz Bendry Jaisyurrahman mengamati wacana kebijakan pemerintah yang kerap memancing keresahan umat Islam. Menurutnya, jika pemerintah berusaha menjauhkan simbol-simbol atau meminggirkan umat Islam, maka dipastikan pemerintahan tersebut tidak akan bertahan lama.

“Betapa tidak, negara kita mayoritas Muslim. Saya pikir pemerintahan seperti itu tidak akan bertahan lama karena menghilangkan kepercayaan publik,” kata Ustaz Bendry kepada Republika Online, Senin (15/12).

Sudah sewajarnya, kata dia, jika pemerintahan di negara yang mayoritas Muslim dapat melahirkan kebijakan yang disenangi warganya. Ia mengibaratkan negara sebagai sebuah perusahaan.

“Logikanya 80-90 persen pemegang saham di perusahaan ini adalah Muslim. Sudah seharusnya mayoritas tersebut dirangkul bukan dipinggirkan dengan tentunya tidak mengabaikan pemegang sahan minoritas (non-Muslim),” tuturnya.

Baca Juga

Dia menambahkan, kendati tidak bisa menduga, namun bila dilihat dari yang tampak, kata dia, pemerintah malah berupaya menyingkirkan simbol-simbol pemegang saham terbesar negara ini, yakni umat Islam.

“Yang jadi masalah saat ini adalah justru terlihat upaya meminggirkan Muslim dan minoritas malah dianakemaskan. Padahal sangat bodoh jika tidak merangkul mayoritas. Cepat atau lambat pemerintahan seperti itu akan bubar,” ujarnya. (ROL)

salam-online

Baca Juga