Pengusaha Media Rupert Murdoch Salahkan Seluruh Muslim atas Serangan Maut di Paris
SYDNEY (SALAM-ONLINE): Tweet Pengusaha raksasa media, Rupert Murdoch, mengundang kemarahan dan kritik keras di media sosial. Pasalnya dia menimpakan kesalahan kepada seluruh Muslim terkait serangan maut yang terjadi di kantor redaksi Charlie Hedbo, Paris, Rabu (7/1) lalu.
Bos News Corp itu memilih menggunakan akun twitternya untuk menyampaikan pendapat kerasnya. Ia mengatakan, bahwa seluruh Muslim bertanggungjawab atas serangan maut terhadap majalah peleceh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut.
Murdoch mengunggah tweetnya Sabtu (10/1) kemarin kepada lebih dari 500.000 followernya. “Mungkin mayoritas Muslim pencinta damai, tapi sampai mereka mengenal dan menghancurkan kanker jihad mereka yang terus berkembang, maka mereka harus bertanggungjawab,” kicaunya.
Tweet tersebut sudah di-retweeted hampir 4.000 kali pada hari ini, Ahad (11/1) dan difavoritkan oleh lebih dari 2.000 orang. Tweet itu terang saja mengundang kemarahan dan serangan balik di media sosial.
Banyak dari pengguna twitter beramai-ramai mengunggah permohonan maaf dengan emoticon lidah dijulurkan atas pernyataan yang disampaikan Murdoch itu.
Penulis Matt Haig menulis, “Rupert Murdoch mengira seluruh Muslim harus meminta maaf atas ‘terorisme’. Jadi atas nama semua orang kulit putih saya hendak meminta maaf atas pernyataan Rupert Murdoch.”
Komedian Australia, Adam Hills juga bergabung dengan banyak orang yang mengkritik kicauan Murdoch tersebut dengan mengatakan, “Oh bagus, Rupert Murdoch telah memperkeruh perdebatan mengenai Charlie Hebdo. Aku bertanya-tanya kiranya mana yang usang, fanatik, sosiopat yang bisa memicu ini semua.”
Murdoch kemudian berbicara untuk meluruskan maksud dari pernyataannya di twitter dengan mengatakan, “Pembenaran politik telah menyebabkan penyangkalan dan kemunafikan.”
Ini bukan pertama kalinya Rupert Murdoch telah menyebabkan kegemparan di Twitter.
Baru-baru ini ia banyak dikritik karena tweet dia yang menyombongkan salah satu surat kabar tabloid miliknya, Sydney Daily Telegraph. Ia mengatakan, Sydney Daily Telegraph adalah salah satu media yang pertama kali memecahkan kisah pengepungan Sydney yang mematikan pada Desember tahun lalu.
“AUST dikagetkan dengan teror Sydney. Hanya Daily Telegraph yang berhasil mengungkapkan tragedi berdarah pada pukul 02:00. Selamat,” tweet Murdoch.
Pengguna Twitter bereaksi dengan kemarahan, “Penulis tweet ini tidak sensitif dan memalukan.”
Sumber: radioaustralian.net.au
salam-online