Pasca Pembakaran Masjid, Demonstrasi Tolak Rasisme Digelar di Swedia

Swedia-demonstrasi anti-rasisme digelar di sejumlah kota di Swedia-jpeg.image
Demonstrasi tolak rasisme digelar di sejumlah kota di Swedia

STOCKHOLM (SALAM-ONLINE): Demonstrasi yang menolak rasisme digelar di sejumlah kota di Swedia. Di Stockholm, demonstrasi anti-rasisme digelar di pusat kota. Unjuk rasa dilakukan setelah terjadi tiga kasus pembakaran masjid.

Pemrotes memegang spanduk bertuliskan “Jangan sentuh Masjid kami” dalam sebuah demonstrasi besar di luar gedung parlemen.

Sebuah bom molotov dilemparkan ke sebuah masjid di Uppsala, bagian timur Swedia, pada Kamis (1/1/2015). Tetapi bom molotov itu tidak membuat bangunan tersebut terbakar.

Pada akhir Desember lalu, pembakaran masjid terjadi di Esloev, dan sebelumnya bom molotov dilempar ke sebuah masjid di Eskilstuna yang menyebabkan lima orang terluka.

Demonstrasi anti-rasisme juga digelar di kota Malmo dan Gothenburg pada Jumat (2/1) waktu setempat.

Menteri Budaya Swedia Alice Bah Kuhnke di Stockholm mengatakan pemerintah akan meluncurkan sebuah strategi nasional untuk menandingi Islamofobia. Idenya adalah untuk memberikan pendidikan kepada orang-orang mengenai Islam dan menyingkirkan prasangka, kata dia.

Harapan baik ditempelkan di pintu masuk masjid di Uppsala setelah kasus pelemparan molotov.

Baca Juga

Tindakan solidaritas dilakukan dengan menempelkan kertas berbentuk hati yang berisi harapan yang diletakkan di pintu masuk Masjid Uppsala, setelah serangan yang terjadi Kamis (1/1).

Pemerintah sendiri telah memerintahkan untuk meningkatkan keamanan di tempat-tempat ibadah.

Sekitar 16% populasi di Swedia lahir di negara lain. Banyak dari mereka berasal dari negara-negara yang tengah berkonflik yaitu Irak, Afghanistan dan Suriah—seluruhnya merupakan negara mayoritas Islam.

Masalah imigrasi menjadi topik perdebatan di Swedia, yang lebih banyak menerima pencari suaka dibandingkan dengan negara-negera Eropa lain.

Partai yang anti imigran di Swedia, Demokrat, yang mendapatkan 13% suara pada pemilu akhir September lalu, menginginkan pengurangan jumlah imigran yang masuk ke negara tersebut hingga 90%. (BBC)

Salam-Online

Baca Juga