Pernyataan Sikap ANNAS atas Penyerangan Gerombolan Pembela Syiah ke Majelis Az Zikra

Masjid Az Zikra-Sentul-Bogor-jpeg.imageBismillaahirrahmaanirrahiim

Aksi penyerangan gerombolan pembela Syiah ke Majelis Az Zikra pimpinan Ustadz Arifin Ilham di Sentul, Bogor, Jawa Barat, yang disertai dengan penganiayaan dan penculikan aktivis Az Zikra pada Rabu, 11 Februari 2015, sangat keterlaluan dan merupakan bentuk nyata pelecehan Syiah kepada komunitas Ahlus Sunnah.

Syiah yang sering mengkafirkan Ahlus Sunnah kini menunjukkan diri akan kesesatan dan permusuhannya. Sikap kepura-puraan dan kebohongan sebagai madzhab taqribi (pendekatan) yang selama ini digembor-gemborkan kepada umat, terkuak kini bahwa Syiah adalah ajaran palsu, arogan, merusak, dan membahayakan.

Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) lahir atas keyakinan bahwa Syiah yang berkembang di Indonesia cepat atau lambat akan menampakkan diri sebagai kelompok pengacau yang dengan keyakinan palsunya tentang “darah Imam Husain” akan melakukan aksi-aksi konfrontatif. Sendi-sendi kerukunan dan kesatuan umat, bangsa dan negara terancam di masa depan. Hal ini terindikasi dari perjalanan pengembangan Syiah di Suriah, Irak, Lebanon, Yaman, dan negara-negara lainnya. Dari awalnya pengajian hingga akhirnya pembantaian.

Peristiwa Sampang dan konflik di mana-mana dan terakhir penyerangan ke Majelis Az Zikra, Bogor, adalah insiden pendahuluan. Umat Islam di Indonesia dan Pemerintah tidak bisa tinggal diam. Jika tak ingin api kecil menjadi kebakaran. Harus diantisipasi sedini mungkin dengan melarang Syiah berkembang di bumi Ahlus Sunnah Wal Jama’ah ini. Umat Islam dan Pemerintah harus berani bersikap untuk menjadikan pengembangan paham Syiah sebagai agenda serius dan prioritas yang dilarang.

Atas dasar ini, khususnya berkenaan dengan penyerangan gerombolan pembela Syiah ke Majelis Az Zikra Ustadz Arifin Ilham, maka ANNAS dengan ini menyatakan sikap:

  1. Mengecam dan mengutuk tindakan gerombolan pembela Syiah yang melakukan penyerangan dan penganiayaan ke Majelis Az Zikra Bogor pimpinan Ustadz Arifin Ilham, tindakan mana merupakan wujud dari pelecehan Syiah kepada umat Islam.
  2. Mendesak pihak Kepolisian Indonesia untuk melakukan tindakan hukum yang semestinya kepada para pelaku penyerangan dan penganiayaan tersebut serta mengusut tuntas siapa dalang yang ada di belakang (aktor intelektual) penyerangan tersebut.
  3. Meminta agar pihak Kepolisian tidak memberikan izin untuk acara-acara Syiah seperti majelis Kumail, peringatan 10 Muharam, Arbain, atau Iedul Ghadir yang dapat memancing reaksi dari umat Islam karena acara-acara tersebut di samping ritus kultus berlebihan, juga sarat dengan ungkapan penistaan kepada sahabat, istri Nabi dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
  4. Meminta Pemerintah cq Kementerian Agama dan Kejaksaan Agung RI agar lebih serius dalam memantau perkembangan paham sesat Syiah di Indonesia dan segera mengambil langkah-langkah nyata sebagai antisipasi dini dari konflik Islam – Syiah di Indonesia yang mungkin terjadi lebih besar lagi di masa yang akan datang.
  5. Mengajak umat Islam, khususnya organisasi kemasyarakatan Islam, lembaga-lembaga dakwah, dan kelompok-kelompok perjuangan Islam di Indonesia untuk mengonsolidasikan diri bahu membahu bersama-sama berjuang melawan ajaran sesat dan menyesatkan Syiah yang nampak kini semakin berani menampilkan jati dirinya sebagai ajaran yang membahayakan.
Baca Juga

Demikian pernyataan sikap ini dibuat sebagai wujud tanggung jawab ANNAS kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam rangka membela agama yang benar, serta demi kemashlahatan umat, bangsa, dan negara.

Bandung, 23 Rabiuts Tsani 1436 H/14 Februari 2015 M

Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS),

KH Athian Ali M. Da’i, Lc, MA (Ketua Harian)

Tardjono Abu Muas (Sekretaris)

Baca Juga