MEDAN (SALAM-ONLINE): Usai melaksanakan shalat Jumat, seorang Security Bank Danamon di Medan bernama Hendri Waluyo harus kehilangan pekerjaan. Ia mengaku dipecat secara sepihak oleh Corporate Safety Management (CSM) M. Syaiful Azhar karena meninggalkan tugas sebagai komandan regu (Danru).
Pemecatan Hendri terjadi pada Jumat (8/5/2015) lalu, usai Shalat Jumat di basement gedung Bank Danamon, Jalan Diponegoro Medan. Padahal Hendri sudah bekerja sebagai security selama 1,5 tahun di Bank Danamon, melalui PT Bravo Satria Perkasa (BSP) selaku perusahaan penyalur tenaga keamanan.
Hendri Waluyo bercerita betapa sakitnya perasaannya ketika ia diberhentikan tanpa alasan yang jelas. Ia langsung dikembalikan kepada PT Bravo Satria Perkasa.
“Usai saya melaksanakan Shalat Jumat (8/5/2015), saya dipanggil Pak Syaiful selaku CSM. Dengan nada keras dan terkesan arogan Syaiful memaksa saya berhenti sebagai security hari itu juga,” ungkap Hendri seperti dikutip dinamikarakyat.com, Rabu (13/5).
Hendri sempat sempat bertanya apa kesalahannya sehingga diberhentikan, padahal dia cuma melaksanakan Shalat Jumat, itu pun di basement gedung.
“Pada saat saya shalat sudah ada yang menggantikan, Rifai, Leo Candra dan Husren. Tapi Pak Syaiful tak memberi waktu buat saya untuk bela diri,” ungkapnya.
Masih kata Hendri, Syaiful memecatnya karena meninggalkan tugas. “Selaku Danru dilarang meninggalkan tugas, kamu tidak punya tanggung jawab. Hari ini juga kamu saya kembalikan ke PT Bravo, di sana saja kamu banyak-banyak shalat, dan mengadulah kepada Tuhanmu,” ujar Hendri menirukan ucapan Syaiful.
Sejak saat itu, Hendri tidak lagi bertugas sebagai scurity di Bank Danamon.
Kasus pemecatan scurity Bank Danamon Medan, mendapat reaksi keras dari elemen masyarakat Islam, dan dinilai menyinggung perasaan kaum Muslimin terkait dengan ucapan Syaiful di atas.
Komite Integritas Anak bangsa (KIRAB) Sumut, LSM LAPSUS, serta Aliansi Ormas Islam merasa terpanggil untuk membela Hendri Waluyo. “Kami siap membela dan menerjunkan ribuan massa untuk melakukan demo ke Bank Danamon,” tegas Indra Buana Tanjung kepada wartawan, Rabu (13/5/2015).
“Jika kejadian itu benar adanya, ini sudah semacam pelanggaran hak Umat Islam yang perlu dibela, jika ada satu Muslim yang merasa terzalimi karena haknya untuk beribadah, sesama Muslim lainnya merasa tersakiti. Kita dalami dulu benar tidaknya masalah ini,” ujar Indra Buana.
Corporate Safety Management (CSM) M. Syaiful Azhar selaku eksekutor Hedri Waluyo membantah telah melakukan pemecatan.
“Itu bukan pemecatan, tetapi mengembalikannya ke PT Bravo Satria Perkasa selaku outsourcing. Saya sudah melakukan SOP dalam pengembalian Hendri, sesuai tupoksi kami. Dia lalai dalam menjalankan tugas, meninggalkan tanggung jawab di saat jam rawan, terlebih dia selaku Danru. Tidak ada pemecatan, itu hanya pengembalian saja, kami terima Hendri dari PT Bravo, jadi kami kembalikan lagi ke Bravo,” kata Syaiful di lantai tiga gedung Bank Danamon, Rabu (13/5).
Disinggung pemecatan Hendri Waluyo karena melaksanakan Shalat Jumat, Syiaful membantahnya. “Tak ada kaitan dengan shalat atau tidak, karena di jam-jam itu adalah waktu yang rawan, jadi tolong jangan kaitkan dengan shalat,” kilahnya.
Syaiful mengaku ia seorang Muslim. “Mana mungkin saya larang orang beribadah,” bantahnya. Syaiful juga tak mengakui bahwa ia megucapkan kata-kata yang menyinggung perasaan Umat Islam.
“Tak ada ucapan itu, saya juga Muslim mana mungkin saya larang orang untuk melaksanakan shalat, tolong jangan dipermasalahkan,” tandasnya.
Tapi, bukankah Hendri meninggalkan tugas karena melaksanakan shalat Jumat? Jadi bagaimana mungkin tidak dikaitkan dengan shalat Jumat?
Dan Syaiful pun berjanji akan menjumpai Hendri Waluyo dan keluarganya untuk minta maaf. “Saya mohon maaf kepada Hendri dan keluarganya kalau ucapan itu ada dari mulut saya. Saya akan datang ke rumahnya untuk minta maaf,” papar Syaiful.
Sumber: dinamikarakyat.com
salam-online