Di Cirebon, Preman yang Berulah, Pemuda Muslim yang Diusir Warga

Cirebon-karena ulah preman, 9 pemuda muslim cirebon diusir warga-1-jpeg.image
Yahya (kanan) dan beberapa temannya yang diusir warga akibat provokasi dari preman (Foto: ay/salam-online)

CIREBON (SALAM-ONLINE): Sembilan pemuda Muslim di desa Sampiran blok Pelaosan Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon diusir oleh warga setempat akibat diprovokasi oleh preman diskotik.

Sembilan pemuda itu dikenal taat dalam menjalankan ibadah dan selalu shalat lima waktu di masjid. Warga menuduh sembilan pemuda itu mengikuti ajaran sesat yang bertentangan dengan akidah Islam. Provokasi tersebut dimobilisasi oleh seorang preman diskotik dan warung remang-remang.

“Ada preman diskotik yang memprovokasi, mereka sangat benci dengan pemuda Muslim yang berjenggot dan bercelana ngatung,” kata salah seorang pemuda yang diusir, Yahya Dahlan, saat ditemui pada Sabtu (22/8).

Yahya mengatakan, beberapa kali aktivis Islam melakukan penutupan paksa pada kafe, diskotik dan warung remang-remang, sehingga preman setempat merasa gerah dengan keberadaan para pemuda Muslim tersebut.

“Mereka jengkel dengan kami, karena adanya aksi penutupan itu,” ujarnya. Tokoh masyarakat dan warga setempat, kata Yahya, terprovokasi oleh ulah preman tersebut.

“Mereka berhasil menghasut warga dengan menuduh saya mengikuti ajaran sesat hanya karena saya tidak mengikuti tahlilan,” terangnya. Padahal, lanjut Yahya, selama ini hubungan mereka dengan masyarakat baik-baik saja.

“Sama keluarga dan tetangga saya tak ada masalah tapi tiba-tiba terjadi begini,” paparnya.

Divonis Murtad

Baca Juga

Warga setempat menuduh Yahya dan delapan orang kawannya telah murtad alias keluar dari Islam hanya karena berbeda pemahaman dalam masalah furu’iyah.

“Kami dipaksa di hadapan mereka untuk mengucapkan syahadat kembali karena kami sudah dianggap murtad,” terangnya.

Meski demikian, Yahya mengungkapkan, dua kawannya yang lain telah menuruti permintaan masyarakat untuk mengucapkan syahadat kembali.

“Keluarga kami diancam, rumah juga mau dibakar dan kami diusir, jadi ada dua kawan yang menuruti mereka dengan mengucapkan syahadat kembali. Padahalkan kita ini Muslim,” tegasnya.

Upaya mediasi telah dilakukan oleh pihak kepolisian, hanya saja tak ada perwakilan dari warga yang hadir sehingga masih belum ada titik temu. Aparat kepolisian setempat menginginkan para pemuda yang diusir itu segera pulang kembali ke rumah.

“Kami inginnya mereka ini bisa pulang ke rumah lagi. Untuk masalah perbedaan pandangan agama, hal itu sudah biasa terjadi karena selama ini bisa hidup rukun dan tak terjadi apa-apa,” demikian kata salah seorang petugas kepolisian di Polsek Talun.

Sementara ini para pemuda tersebut mengungsi di kediaman aktivis Islam Cirebon, sambil menunggu upaya mediasi yang dilakukan oleh pihak berwenang setempat. (ay/salam-online)

Baca Juga