Mantan Diplomat Iran Ini Ungkap Negaranya Dalangi Insiden Mematikan di Mina
SALAM-ONLINE: Seorang mantan diplomat Iran menyebut enam perwira Pengawal Revolusi Iran bertanggungjawab atas insiden haji yang menyebabkan banyaknya jamaah haji yang meninggal di Mina, Arab Saudi, Kamis, 24 September lalu.
Mantan diplomat Iran itu, Farzad Farhangian, menyatakan insiden tersebut adalah bagian dari plot Teheran untuk menyulut kekerasan selama musim haji.
Farhangian membelot dari Iran pada 2010 dan mencari suaka di Norwegia. Dia membuat tuduhan dalam sebuah blog yang ditulis dalam bahasa Arab.
“Saya telah memperingatkan sebelumnya tentang operasi teror yang direncanakan oleh rezim Khamenei selama musim haji,” tulisnya. “Saya memiliki kepercayaan penuh pada sumber informasi saya, “ ujarnya kepada middleeastmonitor (MEMO), Senin (5/10).
Farhangian bekerja sebagai atase pers di Kedutaan Besar Iran di Brussels sebelum mencari suaka di Oslo. Dia mengatakan, setelah kejadian itu beberapa pernyataan yang dikeluarkan oleh rezim Iran, di antaranya pemimpin tertinggi revolosi Ali Khamenei, sangat berlebihan dan melanggar semua norma-norma politik. “Apa alasan untuk itu?” tanyanya.
Investigasi, menurut Farhangian, akan membuktikan keterlibatan rezim Iran dalam insiden saling injak di Mina itu.
“Operasi yang berlangsung dekat Makkah adalah operasi teroris. Ada lebih dari 5.000 Garda Revolusi di antara jamaah Iran. Plot itu bertujuan untuk menyebabkan jumlah kematian yang jauh lebih tinggi di antara jamaah, tapi respon cepat badan keamanan Saudi mampu menggagalkan operasi tersebut,“ ungkapnya.
Enam perwira senior Garda Revolusi yang diduga terlibat dalam insiden itu telah diidentifikasi oleh Farhangian. Mereka semua, ia mengklaim, adalah komandan elit Satuan Pasukan Khusus 400 yang dipercaya menjalankan misi rahasia di luar negeri.
Tingginya jumlah personil militer dan politik Iran yang naik haji tahun ini telah menimbulkan banyak pertanyaan. Di antara yang paling terkenal adalah mantan duta besar Iran untuk Lebanon, Ghadanfar Rokon Abadi, yang dilaporkan hilang setelah insiden tersebut. (EZ/salam-online)
Sumber: middleeastmonitor.com