Rakyat Mesir Boikot Pemilu Parlemen, Pemilu Abal-abal Rezim Sisi Gagal Total

Mesir-Dua tentara Mesir membawa orang tua ke TPS di Gubernuran Giza-jpeg.image
Dua tentara Mesir membawa orang tua ke TPS di Gubernuran Giza, Senin (19/10) kemarin

KAIRO (SALAM-ONLINE): Pemilu pertama parlemen rezim kudeta ilegal Mesir dilaksanakan, tapi hanya 2,27% dari 27 juta pemilih yang menggunakan hak pilihnya.

Pengamat dan para media anti rezim kudeta sepakat bahwa jumlah pemilih berada pada angka yang sangat rendah di semua provinsi dimana pemungutan suara dilaksanakan.

Sejumlah provinsi yang sudah menggelar jalannya pemilihan antara lain Giza, Al Fayyum, Beni Suef, Minya, Asyut, Al-Wadi al-Jadid, Sohag, Qena, Luxor, Aswan, laut Merah, Alexandria, Al-Bahira, Mersa Matruh.

Situs berita online Arabi21 melaporkan, tidak ada pemilih yang hadir sepanjang hari di sejumlah TPS. Jalan-jalan dan kotak suara kosong. Juga tidak terlihat adegan kompetisi dan diskusi hangat yang bisanya mewarnai pemilu Mesir sebelumnya. Situasi ini belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan tidak terlihat pada masa digulingkannya Hosni Mubarak.

Aktivis di media sosial membuat postingan video kendaraan angkatan bersenjata berkeliaran di jalanan Al Fayyum dengan pengeras suara menyiarkan lagu-lagu pro-Sisi seperti “Bushrat Khair” dan “Tislam Al-Ayadi” sebagai upaya menggaet pemilih, karena putus asa untuk mendesak warga keluar dan menggunakan hak suaranya. Dalam video terlihat tentara menari dan memohon pemilih untuk pergi ke TPS. Bahkan mereka juga menggendong warga lanjut usia untuk bisa hadir di TPS.

Salah satu kandidat di daerah Al-Haram terpaksa mendistribusikan kebab gratis dan makanan kofta untuk pemilih dan mendorong mereka berangkat ke tempat pemungutan suara.

Dalam upaya mendorong warga untuk keluar dan memberikan suara mereka, media pro-kudeta menyiarkan gambar selebriti dan tokoh masyarakat yang sedang memberikan suara mereka.

Baca Juga

Penyiar TV mengimbau seniman dan olahragawan agar pergi ke tempat pemungutan suara dalam upaya mendorong warga untuk mengambil bagian.

Menteri Dalam Negeri Mayor Jenderal Abdel Magdi-Ghaffar meminta warga untuk mengambil bagian dalam pemilu. Dia menekankan bahwa kondisi keamanan di dan sekitar TPS stabil dan bahwa tidak ada hambatan bagi setiap warga negara untuk berpartisipasi dalam memberikan suaranya.

Setelah menyadari bahwa segala bujukan tidak berhasil menarik warga ke TPS, penguasa terpaksa mengancam warga dengan denda.

Sebuah sumber dalam Komite Pemilihan Agung menekankan bahwa setelah hari kedua pemungutan suara berakhir, nama-nama pemilih yang tidak memberikan suara mereka akan dikirim ke kantor kejaksaan dan tindakan hukum akan diambil terhadap mereka, demikian seperti dilansir middleeastmonitor, Senin (19/10).

Sumber tersebut juga menjelaskan bahwa mereka yang tidak memberikan suara mereka akan dikenakan sanksi dengan denda maksimal 500 pound Mesir. (EZ/salam-online)

Sumber: arabi21, middleeastmonitor

Baca Juga