Pelaku Serangan Paris: “Ini Salah Presidenmu”

Paris-serangan paris-jpeg.imagePARIS (SALAM-ONLINE): Paris kembali diserang. Seorang reporter radio Prancis yang berada di dalam gedung pertunjukan Bataclanpada Jumat (13/11) malam menggambarkan, pria berpakaian hitam bersenjata AK-47 masuk dan dengan tenang melepaskan tembakan secara acak ke ratusan penonton konser yang menjerit-jerit.

“Darah bertumpahan,” kata Julien Pearce, reporter radio Europe 1 Prancis kepada CNN.

“Orang-orang berteriak, menjerit dan semua orang tergeletak di lantai, dan itu berlangsung 10 menit, 10 menit, 10 menit yang mengerikan dimana semua orang berada di lantai sambil menutup kepala,” ujarnya.

“Kami dengar banyak tembakan dan para ‘teroris’ sangat tenang, sangat yakin, dan mereka mengisi kembali senjata mereka tiga sampai empat kali dan mereka tidak meneriakkan apapun. Mereka tidak mengatakan apapun,” ungkapnya.

Polisi menyatakan setidaknya untuk sementara 153 orang tewas dan sekitar 100 orang disandera dalam serangan di tempat konser yang penuh dengan penonton pertunjukan band rock Amerika, Eagles of Death Metal tersebut.

Pearce mengatakan dia berada di dekat panggung ketika pria bersenjata berpakaian hitam yang membawa AK-47 melepaskan tembakan.

“Orang-orang mulai berusaha melarikan diri, berjalan melewati orang-orang di lantai dan berusaha mencari jalan keluar, dan saya menemukan jalan keluar ketika para ‘teroris’ sedang mengisi kembali senjata mereka, dan saya memanjat panggung dan kami menemukan jalan keluar.”

Polisi kemudian menyerbu tempat pertunjukan itu. Tiga tersangka penyerang ditembak mati dalam penyerbuan itu.

Baca Juga

Pearce mengatakan dia melihat wajah salah satu pria bersenjata, yang menurut dia berusia antara 20 sampai 25 tahun.

Saksi mata yang lain, Pierre Janaszak, penyiar radio, duduk di balkon dengan saudara dan teman-temannya ketika mendengar suara-suara tembakan dari bawah sekitar satu jam menjelang pertunjukan.

“Awalnya kami kira itu bagian dari pertunjukan tapi kami segera sadar. Mereka saya perkirakan bertiga dan menembaki kerumunan.”

“Mereka bersenjata senapan besar, saya membayangkan kalashnikov, itu sangat bising. Mereka tidak berhenti menembak.”

“Mereka menyandera 20 orang, dan kami bisa mendengar mereka berbicara dengan para sandera,” kata Janaszak, yang bersembunyi dengan beberapa orang di toilet.

“Saya jelas mendengar mereka berkata ‘Ini salah Hollande, ini salah Presidenmu, dia seharusnya tidak campur tangan di Suriah’. Mereka juga bicara tentang Irak,” katanya seperti dilansir kantor berita AFP. (Antara)

Baca Juga