10 Tahun Lalu yang Mengejutkan: Hamas Menangi Pemilu Palestina
SALAM-ONLINE: Banyak pengamat politik terkejut ketika pada 25 Januari 2006 silam, 10 tahun yang lalu, gerakan perlawanan Palestina Hamas memenangi pemilu legislatif Palestina.
Perdana Menteri Palestina Ahmed Qorei kala itu mundur dari jabatannya, dan menyatakan kelompok Hamas harus segera membentuk pemerintahan baru.
“Saya sudah menyatakan permintaan mundur kepada Presiden Mahmoud Abbas dan Hamas harus membentuk pemerintahan baru,” kata Qorei ketika itu kepada wartawan.
Pernyataan tersebut disampaikan setelah pejabat Fatah, yang saat itu berkuasa, mengaku kalah dalam pemilihan umum anggota parlemen, Rabu, 25 Januari 2006.
Namun, meskipun gerakan Islam (Hamas) memenangkan 76 dari 132 kursi parlemen Palestina, AS, Uni Eropa dan tentu saja juga penjajah Zionis tak mengakui hasil pemilu yang berlangsung demokratis itu. Kemenangan yang tak pernah mereka harapkan. Kelompok Fatah dan Presiden Otorita Palestina Mahmoud Abbas sendiri sebenarnya juga setengah hati mengakui kemenangan lawannya dalam pemilu tersebut.
Setelah kemenangan pemilu Hamas, penjajah “Israel” mulai memberlakukan embargo yang ketat di Jalur Gaza, daerah kantong pantai, basis Hamas di tanah Palestina.
Selama 10 tahun terakhir, embargo—yang didukung Mesir sampai hari ini meski sempat longgar di era Presiden Mursi—sebagian besar telah menghancurkan ekonomi Gaza dan membuat hidup sekitar 1,9 juta penduduk di basis Hamas itu kian menderita.
Abdel-Sattar Qasem, seorang profesor ilmu politik di Universitas Birzeit (terletak di Tepi Barat yang diduduki Zionis), mengatakan kepada kantor berita Anadolu, bahwa dalam 10 tahun terakhir ini Hamas berhasil menghidupkan kembali perlawanan Palestina terhadap penjajah “Israel”. Meskipun hal itu tak begitu diikuti dalam capaian di bidang politik, namun di sisi lain, Hamas sukses menggabungkan perlawanan bersenjata dengan politik.
Menurut Qasem, pencapaian utama Hamas adalah dalam memperkuat sayap bersenjata kelompok itu, Izzuddin Al Qassam, dan memulihkan kembali gagasan perlawanan (bersenjata) terhadap penjajah “Israel”.
“Hamas telah berhasil menggabungkan gagasan perlawanan (bersenjata) dengan politik, misalnya dengan menangkap tentara ‘Israel’ dan menukarnya dengan tahanan Palestina,” kata Qasem seperti dikutip Anadolu, Rabu (27/1).
Dikatakan, Hamas telah berhasil melewati tiga serangan dahsyat dan gencar dari militer “Israel” terhadap Gaza pada September 2008, 2012 dan 2014. Dari sini terlihat kemajuan yang dicapai sayap militernya, Al Qassam. (mus)
Sumber: Anadolu