
JAKARTA (SALAM-ONLINE): Tayangan Metro TV pada 3 Januari lalu yang menyebut Wahdah Islamiyah (WI) dan Ketua Umumnya masuk dalam daftar jaringan “terorisme” di Indonesia, membuat ormas Islam yang tersebar di 126 daerah di segenap penjuru tanah air itu sangat tak terima dan menolak dengan keras tuduhan yang dinilai tidak berdasar tersebut.
Ketua Umum Wahdah Islamiyah (WI) Ustadz DR (HC) Muhammad Zaitun Rasmin, MA mengatakan organisasi yang dipimpinnya adalah organisasi resmi dan dikenal luas oleh masyarakat serta senantiasa bersinergi dengan pemerintah.
“Wahdah Islamiyah bergerak dalam bidang dakwah, pendidikan dan sosial. Tersebar di lebih 126 daerah di seluruh penjuru tanah air. Para pengurus Wahdah Islamiyah baik pusat maupun di daerah-daerah aktif dalam forum antar ormas dan banyak pula yang menjadi pengurus MUI Pusat,” ungkap Ustadz Zaitun di hadapan wartawan usai konferensi pers di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Senin (11/1).
Karenanya, Zaitun menegaskan, pemberitaan Metro TV terkait “terorisme” itu sangat merugikan umat Islam. Kerugian besar itu, katanya, bukan hanya bagi Wahdah Islamiyah saja, namun juga dapat menjadi penghalang demikian banyak kebaikan yang dilakukan oleh umat Islam di negeri ini.
“Wahdah Islamiyah dalam prinsip (manhaj) dan cara menjalankan programnya senantiasa mengedepankan sifat santun dan dengan cara bil hikmah, serta jauh dari kekerasan, bahkan berperan aktif dalam upaya pencegahan dan penanggulangan masalah ‘terorisme’,” terangnya.

Acara konferensi pers dihadiri oleh Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, mantan Menpora Adhyaksa Dault, Ustadz Bachtiar Nasir, Ustadz Yusuf Mansur, Ustadz Bobby, Ustadz Syafi’i Antonio, Ustadz Farid Ahmad Okbah, Ustadz Fahmi Salim, Ustadz Amirsyah Tambunan, Ustadz Cholil Nafis, Ustadz Fadzlan Garamatan, pengacara Egie Sudjana, Aries Muftie, Ferry Nur, dan sejumlah tokoh masyarakat lainnya. (EZ/salam-online)