Pengamat: ‘Komunikasi Rakyat dengan Presiden Mampet, Aksi Damai Bela Qur’an Digelar’

joko-widodo-1
Joko Widodo

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Pengamat politik darai Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr Siti Zuhro mengatakan unjuk rasa 4 November lalu merupakan refleksi mampetnya komunikasi antara pemimpin dengan yang dipimpin.

Pressure from below (tekanan dari bawah) dalam unjuk rasa damai 4 November merupakan refleksi mampetnya komunikasi antara pemimpin dan yang dipimpin,” kata Siti Zuhro seperti dilansir Republika.co.id, Rabu (9/11).

Menurutnya, kanalisasi aspirasi tak terjadi sehingga muncullah unjuk rasa. Dalam suatu unjuk rasa berskala besar seperti aksi 4 November, tarikan-tarikan politik dimungkinkan. Masalahnya, seberapa besar respons pemerintah mampu meredam kegalauan umat Islam saat ini.

Baca Juga

Terkait tentang adanya aktor politik yang menungganggi Aksi Damai Bela Qur’an itu, Zuhro menilai, pernyataan Presiden Joko Widodo itu kontraproduktif. Hal tersebut dinilai justru malah memunculkan rasa saling mencurigai.
“Yang pasti jangan sampai tuduhan-tuduhan tersebut berubah menjadi rumor dan fitnah politik yang membuat politik Indonesia makin keruh,” kata Siti.

Seperti diberitakan sebelumnya, Jokowi menyebut bahwa Aksi Damai Bela Qur’an 4 November lalu telah ditunggangi aktor politik yang memanfaatkan situasi. Jokowi sendiri tak mengungkap siapakah aktor politik yang dimaksud sehingga memiliki cukup bukti.

Sumber: Republika Online

Baca Juga