JAKARTA (SALAM-ONLINE): Media massa dan sosial media saat ini sedang digiring untuk memberitakan seakan mantan Ketum PP Muhammadiyah Prof Dr Amien Rais terlibat dalam praktik korupsi. Hal ini merujuk pada persidangan Tipikor kasus pengadaan alat kesehatan (alkes) dengan terdakwa mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari.
Demikian diungkapkan oleh Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, merespons pemberitaan media massa dan sosial media terkait “serangan” yang ditujukan kepada Amien Rais yang dikenal vokal mengkritisi pemerintah Indonesia saat ini.
Dalam persidangan, jaksa KPK beberapa kali menyebut tokoh reformasi itu menerima aliran dana sebesar 600 juta rupiah dari tindak pidana korupsi alkes tersebut.
Menurut Dahnil, sejauh ini khalayak umum masih berpegang pada pemberitaan media terkait tuntutan jaksa terhadap terdakwa Siti Fadilah Supari. Jaksa menyebut, Amien Rais (AR) menerima aliran dana sebanyak 6 kali dengan total Rp 600 juta.
“Terang dan jelas tuntutan jaksa tak mengkualifikasikan peran Pak Amien Rais sebagai aktor pelaku pidana. Hanya sebatas menerima aliran dana. Pak Amien Rais sudah mengakui benar dapat dana sebatas donasi atau bantuan. Dana yang diberikan hanya berupa bantuan sukarela tanpa motif jahat,” ujar Dahnil kepada Salam-Online, Senin (5/6).
Sejatinya, menurut Dahnil, hal ini tak perlu dipikir rumit dan tidak perlu juga Pak AR datang dan klarifikasi ke KPK, karena Pak AR bukan kategori pelaku pidana. Bahkan, kata Dahnil, mantan Ketua MPR dan pendiri PAN itu tak mengetahui asal usul dana tersebut, karena si pemberi dan si penerima saling memahami dana itu bantuan suka rela, tanpa motif jahat sedikit pun.
“Dan, adalah biasa tokoh-tokoh publik dibantu oleh para dermawan dalam banyak aktivitas sosialnya, tanpa curiga dan mengetahui asal-usul uang yang diberikan, apalagi dalam posisi Pak Amien Rais dan Soetrisno Bachir (SB), dimana SB adalah pengusaha sukses yang memang banyak membantu Pak Amien Rais dalam kegiatan sosialnya, gitu saja,” jelas Dahnil. (EZ/Salam-Online)