Bahas Rohingya, Presiden Erdogan Hubungi Pemimpin di 30 Negara
ANKARA (SALAM-ONLINE): Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan pada Rabu (6/9) bahwa dia telah menelpon para pemimpin di 30 negara untuk membahas situasi di Rakhine, Myanmar, yang dihuni etnis Muslim Rohingya.
Telpon Erdogan itu terutama untuk mendesak para pemimpin dunia agar berbuat lebih banyak dalam soal kekerasan dan pembantaian yang dialami oleh etnis Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine, barat Myanmar.
Tentu saja, kita tahu bahwa masalah di Arakan (Rakhine) berasal dari alasan kompleks dengan sejarah panjang yang terus-menerus dipenuhi dengan informasi yang berbeda,” kata Recep Tayyip Erdogan dalam sebuah pertemuan perwakilan provinsi partainya, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) di ibu kota Ankara.
“Orang-orang yang tertindas ini tentu saja tidak pantas dihancurkan di antara dua kekuatan yang bertanggungjawab di wilayah itu,” kata Erdogan dalam sebuah pertemuan perwakilan provinsi partainya, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) di ibu kota Ankara, Rabu (6/9), lansir kantor berita Anadolu.
“Kami meminta kepada mereka yang bertempur memperebutkan gas alam, endapan minyak, dan pelabuhan pantai di wilayah ini untuk tidak melakukannya dengan mengorbankan kehidupan, darah, dan masa depan orang-orang yang tidak bersalah,” tegasnya.
Erdogan mengatakan bahwa dunia sudah menyaksikan cukup banyak rasa sakit dan pembantaian. Ia menyebut Suriah dan Irak sebagai contoh. Erdogan menyatakan bahwa tidak ada orang dengan “hati nurani dan moral” yang menginginkan hal yang sama.
“Untuk alasan ini kami akan terus melindungi kaum Muslimin di negara bagian Rakhine dan masyarakat tertindas lainnya,” ujarnya.
Erdogan telah memimpin seruan global atas tindakan brutal dan sadis tentara Myanmar terhadap minoritas Muslim Rohingya, sehingga memaksa lebih dari 120.000 orang untuk berlindung di negara tetangga, Bangladesh.
Sementara itu, istri Erdogan, ibu negara, Emine, dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu terbang ke Bangladesh pada Rabu (6/9) demi membahas masalah ini dengan otoritas Bangladesh dan mengunjungi para pengungsi Rohingya.
Menurut PBB, pada Selasa (5/9), 123.600 warga Rohingya telah menyeberang ke Bangladesh saat puluhan ribu lainnya mengungsi sejak kekerasan terakhir dimulai pada 25 Agustus lalu. (EZ/Salam-Online)
Sumber: Anadolu