Mantan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Mahdi Akef Wafat dalam Usia 89 tahun
KAIRO (SALAM-ONLINE): Mantan pemimpin Ikhwanul Muslimin Mesir, Mahdi Akef, yang dipenjara rezim kudeta, wafat pada Jumat (22/9/2017) di sebuah rumah sakit di Kairo dalam usia 89 tahun.
Akef, yang memimpin Ikhwanul Muslimin, dari tahun 2004 sampai 2010, didiagnosis menderita kanker tahun lalu.
“Ayah saya telah berada dalam kekuasaan Tuhan,” ungkap putri Mahdi Akef, Alia, di laman Facebook-nya, Jumat, seperti dilansir Aljazeera, Sabtu (23/9).
Akef termasuk di antara ratusan tokoh Ikhwan yang ditangkap dalam sebuah aksi kekerasan yang dilakukan militer terhadap aktivis dan simpatisan Ikhwan, termasuk pembubaran organisasi politik bentukan Ikhwan, menyusul pengguligan atas Presiden Mohammad Mursi pada 2013. Mursi merupakan anggota Ikhwan dan presiden pertama yang terpilih secara demokratis di Mesir.
Akef pada awalnya dihukum dengan tuduhan terkait aksi kekerasan dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Putusan tersebut dibatalkan setelah dia naik banding. Namun Akef menghadapi pemeriksaan ulang.
Sebelum masuk rumah sakit tahun ini, Akef berada dalam penjara bersama ratusan tokoh Ikhwan lainnya. Pihak keluarga sendiri baru-baru ini mengampanyekan tuntutan pembebasannya karena alasan kesehatan.
Pemimpin Reformis
Mahdi Akef lahir pada 12 Juli 1928, tahun yang sama dengan didirikannya Ikhwanul Muslimin oleh Hassan Al Banna. Akef pun bergabung dengan Ikhwan pada tahun 1940.
Upaya pembunuhan yang gagal terhadap Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser pada 1954 menyebabkan dilancarkannya operasi militer berskala besar terhadap Ikhwan. Akef pun termasuk yang dipenjara dari tahun 1954 sampai 1974.
Pada 2005, di bawah kepemimpinan Akef, Ikhwan memenangkan 20 persen kursi dalam pemilihan parlemen Mesir.
“Dia memiliki banyak prestasi,” kata Khalil al-Anani, seorang akademisi dan peneliti Ikhwan.
“Di antaranya adalah bahwa dia adalah salah satu pemimpin Ikhwan yang paling reformis sejak dia menjabat pada 2004. Dia memprakarsai banyak perubahan dalam gerakan tersebut dan memberinya sebuah cita rasa baru,” kata Al-Anani kepada Aljazeera.
Melalui Twitter, kelompok Palestina Hamas, yang berasal dari Ikhwanul Muslimin, menggambarkan wafatnya Akef sebagai “kerugian bangsa dan salah satu tokoh utamanya”. (S)
Sumber: Aljazeera