Satu-satunya Pemasok Senpi untuk Bantai Rohingya, Zionis Tolak Stop Jual Senjata ke Myanmar

SALAM-ONLINE: Penjajah Zionis “Israel” adalah satu-satunya (dari pihak Barat) yang memasok senjata ke Myanmar untuk membantai Muslim Rohingya. Sementara sebuah petisi yang ditujukan ke Pengadilan Tinggi penjajah itu menyerukan penghentian penjualan senjata api (senpi) kepada Myanmar. Petisi itu  saat ini tengah berjalan.

Eitay Mack, pengacara yang mempetisikan “Israel” itu seperti dlansir Middleeast Monitor, Selasa (26/9) dari Haaretz, mengatakan Uni Eropa (UE) dan AS telah memberlakukan embargo senjata terhadap Myanmar.

Sementara, Mack menyebutkan “Israel” menyembunyikan transaski senjatanya kepada Myanmar, namun junta militer Myanmar justru memamerkannya di halaman Facebook mereka.

Petisi Mack mencatat bahwa pada September 2015, Jenderal Min Aung Hlaing, komandan militer Myanmar, mengunjungi “Israel” dan bertemu dengan Kepala Staf Letnan Jenderal Gadi Eisenkot. Hlaing mengungkapkan di laman Facebook-nya bahwa dia telah mengunjungi berbagai industri pertahanan “Israel” dan memesan kapal patroli, yang diyakini digunakan untuk melakukan aksi kekerasan terhadap Muslim Rohingya.

Namun, pengacara penjajah “Israel”, Shosh Shmuelli, mengaku tidak terpengaruh oleh tekanan internasional yang terus meningkat. Merespons atas seruan embargo senjata terhadap Myanmar, Shosh Shmueli, yang mewakili penjajah itu mengatakan bahwa pengadilan tersebut seharusnya tidak mencampuri hubungan luar negeri “Israel”.

Baca Juga

Dengan kata lain, Penjajah Zionis “Israel” menolak untuk menghentikan penjualan senjatanya ke Myanmar, meskipun pemerintah Myanmar disebut telah melakukan genosida, pembersihan etnis, pemerkosaan, penyiksaan dan pembantaian terhadap Muslim Rohingya.

Tentara Myanmar

“Israel” memiliki kesepakatan dalam jual beli senjata yang menguntungkan dengan Myanmar. Penjualan senjata itu mencakup lebih dari 100 tank, senjata api dan kapal yang telah digunakan untuk melakukan pembantaian terhadap Rohingya dan keperluan kepolisian Myanmar di perbatasan negara tersebut. (S)

Sumber: Middleeastmonitor

Baca Juga