JAKARTA (SALAM-ONLINE): Para tokoh lintas agama yang tergabung dalam Presidium Inter Religious Council Indonesia (IRC) pada Kamis (7/9/2017) di Kantor Center for Dialogue and Corporation among Civilization (CDCC) Jl Brawijaya Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, mengeluarkan pernyataan sikap terkait pembersihan etnis Muslim Rohingya yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar.
Para tokoh lintas agama, Islam, Buddha, Hindu dan Konghucu yang tergabung dalam IRC mengimbau agar umat beragama di Indonesia tidak membawa masalah penindasan etnis Rohingya ke dalam negeri (Indonesia).
“Kita mengecam keras tindak kekerasan pemerintah Myanmar atas etnis Rohingya sebagai kejahatan pelanggaran HAM berat dan pembersihan etnis,” ujar Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dr Anwar Abbas saat konferensi pers di Kantor CDCC, Jl Brawijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (7/9).
Anwar mendesak rezim Myanmar untuk segera menghentikan dan memulihkan hak-hak warga serta memberikan kesejahteraaan bagi etnis Rohingya.
Sementara tokoh Budha, Philip Wijaya menyerukan agar segenap umat beragama di Indonesia menolak dan mencegah masalah Rohingya masuk ke Indonesia sehingga menimbulkan kebencian, permusuhan, pertentangan, dan juga kekerasan antar umat beragama di dalam negeri.
“Islam dan Buddha serta agama mana pun, tidak membenarkan kebiadaban yang dilakukan otoritas Myanmar terhadap etnis Rohingya. Bahkan, umat Buddha di Myanmar pun mengecam tindakan tersebut,” tegas Philip
Pernyataan sikap Presidium IRC dihadiri oleh berbagai tokoh lintas agama, antara lain Prof Dr Din Syamsuddin (Muhammadiyah), Dr Anwar Abbas (MUI), Muhyidin Junaidi (MUI), Philip Wijaya (tokoh Budha), Bhiksu Cihajaya (Budha), Nyoman Udayana (tokoh Hindu) dan Uung Sendana (tokoh Konghuchu). (EZ/Salam-Online)