Di AS, Putra Mahkota Saudi MBS Bertemu Pemimpin AIPAC dan Organisasi Sayap Kanan Yahudi

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman (MBS) saat bertemu pendiri Bloomberg yang juga mantan Wali Kota New York City Michael Bloomberg. (Sumber Foto: Anadolu Agency/Saudi Kingdom Council/Handout)

WASHINGTON (SALAM-ONLINE): Mohammed Bin Salman, Putra Mahkota Arab Saudi, yang dikenal sebagai MBS, selain menemui Presiden Donald Trump dalam kunjungannya di Amerika Serikat (AS), juga bertemu dengan para pemimpin dari sejumlah organisasi sayap kanan Yahudi.

Kelompok atau organisasi sayap kanan Yahudi itu termasuk Pemimpin AIPAC, Stand Up for “Israel” (ADL) dan Federasi Yahudi Amerika Utara (JFNA) yang telah menyumbangkan jutaan dolar untuk proyek pembangunan permukiman ilegal “Israel” dan yang selama ini melakukan perlawanan terhadap gerakan BDS (Boikot, Divestasi dan Sanksi untuk “Israel”).

AIPAC atau ‘American Israel Public Affairs Committee’ adalah sebuah kelompok lobi Yahudi di Amerika Serikat yang bertujuan melobi Kongres AS dan badan eksekutif pemerintahan dengan tujuan menghasilkan kebijakan yang meningkatkan hubungan dekat antara AS dan “Israel”.

Menurut salinan dari rencana perjalanannya, demikian Haaretz melaporkan seperti dikutip Aljazeera, Jumat (30/3/2018), MBS juga bertemu dengan para pemimpin dari B’nai B’rith dan Komite Yahudi Amerika (AJC).

AIPAC, ADL dan JFNA telah lama mengincar/menargetkan BDS. BDS atau Boycott, Divestment & Sanctions (Boikot, Divestasi dan Sanksi) adalah sebuah gerakan kampanye global untuk menekan “Israel” dari segi ekonomi dan politik agar mau mematuhi tujuan gerakan ini: mengakhiri pendudukan dan kolonisasi Zionis “Israel” terhadap tanah Palestina, kesetaraan hak warga Arab-Palestina di wilayah jajahan “Israel”, dan menghormati hak kembalinya pengungsi Palestina.

Beberapa kelompok pro-“Israel” dan AS telah menghabiskan jutaan dolar untuk melobi agar RUU yang memerangi dan melumpuhkan BDS mendapat dukungan.

Sementara itu, JFNA memberikan hampir US$6 juta untuk permukiman ilegal “Israel” antara 2012 dan 2015.

JFNA mendukung sejumlah permukiman (ilegal) di Jalur Hijau dan membantu keluarga Yahudi yang dicurigai atau dihukum karena kekerasan terhadap warga Palestina.

Sementara Arab Saudi tidak secara resmi mengakui “Israel”, analis telah berulang kali mengatakan tawaran oleh MBS menandakan pemanasan hubungan antara kedua pihak (penjajah Zionis dan Saudi).

Direktur Program Studi Teluk Universitas Qatar, Mahjoob Zweiri, mengatakan kunjungan MBS adalah “kampanye dan propaganda yang bertujuan untuk mewakili wajah baru kerajaan (Saudi) ke AS, yang fleksibel dan mau berubah”.

Baca Juga

“Ada pemahaman lama dari para pemimpin Arab bahwa gerbang Washington, DC, dijaga oleh para pemimpin pro-“Israel”. Ini termasuk para pemimpin bisnis, kelompok-kelompok seperti AIPAC dan lainnya yang terkait dengan ‘Israel’,” kata Zweiri kepada Aljazeera.

“MBS mengikuti tren itu, dia mencoba menunjukkan kepada mereka bahwa dia mendukung rencana kelompok-kelompok kanan Yahudi itu untuk ‘Israel’-Palestina dan dukungan mereka terhadap keputusan untuk memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem.”

Dimensi lain adalah ketika Partai Republik berkuasa, secara luas diyakini mereka memiliki hubungan yang lebih dekat dengan “Israel” dan agenda penjajah itu.

Presiden AS Donald Trump melihat “kesepakatan abad ini”, yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota wilayah jajahan “Israel”. Trump juga melihat normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan “Israel”, dan memaksa Palestina untuk menyetujui tuntutan penjajah tersebut.

Presiden AS Donald Trump memperlihatkan grafik penjualan peralatan pertahanan dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman di Oval Office, Gedung Putih, Selasa (20/3/2018). (AFP/Mandel Ngan)

Sebagai bagian dari perjalanan dua pekannya di AS, MBS telah bertemu Bill dan Hillary Clinton pada 27 Maret lalu. Dia juga bertemu Senator Chuck Schumer, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, mantan Menteri Luar Negeri Henry Kissinger dan mantan Wali Kota New York Michael Bloomberg.

Dalam beberapa hari mendatang MBS akan bertemu Oprah Winfrey, seorang maestro media dan pembuat opini utama di AS.

Pertemuan media penting lainnya termasuk makan malam dengan Raja Media Rupert Murdoch, Direktur CIA yang akan menjadi Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo (menggantikan Rex Tillerson yang dipecat Trump), Wakil Presiden Mike Pence, Menteri Pertahanan James Mattis serta penasihat senior Trump yang juga menantu laki-laki Presiden AS itu, Jared Kushner. (S)

Sumber: Aljazeera

Baca Juga