Jaisyul Islam Bantah Ada Kesepakatan dengan Rezim Asad untuk Tinggalkan Ghouta Timur

Pemimpin Jaisyul Islam, Zahran Alloush

GHOUTA (SALAM-ONLINE): Seorang anggota Dewan Kota Douma di Ghouta Timur membantah laporan dari media rezim Asad yang menyebut adanya kesepakatan untuk menyerahkan kota yang dikendalikan oleh kelompok oposisi Jaisyul Islam kepada rezim Suriah.

“Itu tidak benar,” ujar Iyad Abdelaziz.

Dikutip oleh Aljazeera dari Associated Press (AP), Senin (2/4/2018), Iyad Abdelaziz menyatakan bahwa tidak ada kesepakatan yang dicapai untuk meminta kelompok Jaisyul Islam meninggalkan Douma, kota utama di Ghouta timur, dan menyerahkan kota tersebut kepada pasukan rezim.

Dia menambahkan, bagaimanapun, “kasus-kasus kemanusiaan” akan diizinkan untuk mengungsi pada Senin.

Sebelumnya pada Ahad, kantor berita rezim Suriah, SANA, mengklaim bahwa Jaisyul Islam yang menguasai Douma, kota terbesar di Ghouta, telah mencapai kesepakatan dengan rezim Asad untuk pindah ke daerah yang dikuasai kelompok oposisi di Suriah utara.

Namun, Jaisyul Islam belum mengonfirmasi laporan itu dan hanya mengatakan pada Sabtu bahwa mereka setuju untuk mengevakuasi korban yang terluka ke Idlib di barat laut Suriah.

Media “Hizbullah”, milisi Syiah dukungan Iran pro rezim Asad juga mengklaim bahwa kesepakatan telah dicapai dengan kelompok oposisi Jaisyul Islam untuk mengevakuasi para pejuang ke Jarablus, sebuah kota di Suriah utara dekat perbatasan Turki.

Rezim Suriah mengancam akan menyerbu Kota Douma jika Jaisyul Islam menolak menyerahkan wilayah terakhir di daerah kantong itu sebagai pertukaran dan kompensasi untuk jaminan keamanan dalam perjalanan menuju Idlib.

Hamza Berakdar, juru bicara Jaisyul Islam, mengatakan pada Sabtu bahwa kelompok oposisi bersenjata di Douma menolak meninggalkan kota dengan cara dipindahkan secara paksa.

“Posisi kami konsisten dan jelas,” katanya.

Baca Juga

“Kami menolak untuk dipindahkan secara paksa dan (menolak) perubahan demografi di Ghouta Timur.”

Pada hari yang sama, Kepala Kantor Politik Jaisyul Islam, Yaser Dilwan, mengatakan bahwa negosiasi sedang berlangsung dan nampak optimis. Tetapi Dilwan tidak memberikan rincian apapun selain mengatakan bahwa pihaknya disarankan memilih opsi yang berbeda.

Komentar itu datang pada hari yang sama ketika tentara rezim menyatakan “kemenangan” terhadap kelompok oposisi di Ghouta Timur.

Komando Umum Angkatan Darat dan Angkatan Bersenjata rezim Suriah mengatakan bahwa Ghouta Timur, kecuali Douma, sekarang di bawah kendali mereka lagi.

“Formasi pasukan bersenjata, dibantu oleh tentara sekutu, mengcover operasi militer di pinggiran ibu kota Damaskus, Ghouta Timur itu, dengan kontrol penuh didirikan di seluruh kota,” kata pernyataan itu.

Kelompok Oposisi di Ghouta Diperkirakan 140.000 orang masih berada di Douma, dengan persediaan makanan, air dan medis yang terbatas.

Ghouta Timur diambil alih oleh kelompok oposisi pada pertengahan 2013, yang mengakibatkan sejak saat itu rezim Suriah mengepung daerah tersebut.

Setidaknya 1.600 orang terbunuh sejak meningkatnya serangan udara dan darat oleh pasukan rezim Suriah dan sekutu mereka, Rusia, mulai 18 Februari lalu.

Pekan lalu, dua kelompok oposisi, Faylaq al-Rahman dan Ahrar al-Sham, telah mencapai kesepakatan evakuasi dengan tentara Rusia. Sekitar 19.000 orang, yang terdiri dari pejuang oposisi, keluarga mereka dan warga lainnya dievakuasi menuju Provinsi Idlib. (S)

Sumber: Aljazeera

Baca Juga