SNHR: Sejak 2011 hingga 2018, Rezim Suriah Lancarkan 214 Serangan Kimia

Salah seorang anak Suriah tengah menjalani perawatan di rumah sakit setelah serangan kimia dilancarkan oleh rezim Asad di Idlib. (Foto: Anadolu Agency)

SALAM-ONLINE: Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SNHR) Kamis (5/4/2018) mengatakan bahwa pasukan rezim Suriah telah melancarkan 214 serangan kimia sejak 2011 hingga awal April 2018 ini.

Dari 214 serangan kimia itu, rezim Basyar Asad telah membunuh sedikitnya 1.421 orang, termasuk 187 anak-anak dan 244 wanita, tanpa dimintai pertanggungjawabannya, khususnya oleh PBB.

Itu baru dari serangan kimia. Tentu saja serangan non-kimia yang terbunuh jauh berlipat-lipat lebih besar lagi, khususnya di kalangan warga sipil. PBB sudah mencatat, sekitar 500.000 orang terbunuh dalam konflik yang sudah berlangsung lebih tujuh tahun ini. Sebagian besar korban jiwa adalah warga sipil, termasuk anak-anak dan wanita.

SNHR mengeluarkan laporan untuk menandai peringatan pertama serangan kimia rezim yang terkenal di kota Khan Sheikhoun, Idlib, pada 4 April 2017, menewaskan lebih dari 100 orang dan menyebabkan ratusan cedera.

Menurut SNHR, pasukan rezim Suriah melancarkan 33 serangan sebelum resolusi Dewan Keamanan PBB 2118 dikeluarkan pada 2013 dan 181 serangan setelah keluarnya resolusi itu.

Laporan itu menjelaskan bahwa “dari 182 serangan kimia itu, 112 terjadi setelah resolusi 2209 tahun 2015, 56 serangan setelah resolusi 2235 pada tahun yang sama dan empat serangan lagi setelah veto Rusia untuk memperluas misi mekanisme penyelidikan bersama pada November 2017”.

Baca Juga

Laporan itu menunjukkan bahwa 11 dari serangan kimia terjadi setelah serangan di Khan Sheikhoun, Idlib.

Laporan itu juga menyebut bahwa perjanjian AS-Rusia yang terjadi setelah serangan Ghouta yang terkenal pada Agustus 2013 menetapkan bahwa Dewan Keamanan PBB harus secara berkala meninjau penggunaan senjata kimia rezim Suriah.

Laporan itu mengatakan, semua resolusi Dewan Keamanan terkait senjata kimia “juga menetapkan jika rezim Suriah tidak mematuhi ketentuan perjanjian AS-Rusia dan resolusi Dewan Keamanan, maka Dewan Keamanan akan memberlakukan tindakan terhadap rezim di bawah Bab VII Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa”.

“Mekanisme penyelidikan bersama yang muncul dari resolusi PBB 2235 tahun 2015 itu membuktikan bahwa pasukan rezim Basyar Asad telah menggunakan senjata kimia setidaknya tiga kali ketika masih menyelidiki insiden lain sebelum Rusia mengakhiri misi menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB,” kata laporan itu sebagaimana dilansir Middle East Monitor (MEMO), Kamis (5/4). (S)

Sumber: Middle East Monitor

Baca Juga