Digempur Rezim Asad, Warga Suriah di Ghouta Timur Alami Kebutaan

El_meydani (50), Hubbolla (2) dan Abitrabbo (30), ketiganya mengalami kebutaan. (Foto: Anadolu Agency)

HATAY (SALAM-ONLINE): Warga Suriah di Ghouta timur yang tak dapat melihat akibat pengeboman dari jet tempur rezim Basyar Asad  tidak dapat melupakan penderitaan mereka, termasuk anak-anak.

Muhammad Bessam El Meydani (57), Sair Hubbolla (30) dan Mutasimbillah Abidrabbo yang baru berusia 2 tahun, semuanya menderita kehilangan penglihatan setelah jet tempur menghantam tempat perlindungan dan rumah mereka sebelum evakuasi mereka ke Turki dilakukan  pada Maret dan April 2018 ini.

Meydani yang saat ini tinggal berma kerabatnya di provinsi Hatay, Turki, mengatakan kepada kantor berita Anadolu, Senin (25/6) bahwa mereka bersyukur karena selamat dari perang Suriah yang telah berlangsung selama lebih tujuh tahun lamanya.

“Empat anak saya dan saya kelaparan dan menghadapi tahun-tahun kesengsaraan. Kami lapar selama berhari-hari. Kami bahkan tidak dapat menemukan sepotong roti. Anak-anak saya kehilangan berat badan dan jatuh sakit karena kekurangan gizi,” ungkap Meydani seperti dikutip kantor berita Anadolu, Senin (25/6/2018).

Meydani menceritakan suka cita mereka ketika mengetahui bahwa mereka akan dievakuasi dari daerah yang dikepung di Suriah.

Keluarga saya dan saya sangat bahagia. Saya menderita oleh serangan dan kehilangan mata kiri saya dan mata kanan saya kehilangan penglihatan tidak total satu bulan sebelum keluar dari evakuasi. Saya tidak tahu bagaimana kami akan diperlakukan. Kami sudah menunggu untuk dibantu dan kami ucapkan terima kasih kepada orang-orang Turki atas dukungannya terhadap kami,” katanya.

Cedera karena pecahan peluru

Hubbulla juga mengatakan bahwa pecahan-pecahan peluru menghantam matanya sehingga dia kehilangan penglihatan juga.

Baca Juga

Dia mengatakan bahwa selama pengepungan pasukan rezim Asad, rumah mereka terkena sasaran sehingga dia terluka berat.

“Potongan pecahan peluru yang mengenai mata saya menyebabkan saya kehilangan sebagian besar penglihatan. Saya datang ke Turki untuk dirawat. Kami berterima kasih kepada Turki atas bantuannya,” ungkapnya.

El-Meydani

Sementara Abidrabbu Iman, ayah balita Mutasimbillah Abidrabbu, mengatakan bahwa kelaparan dan serangan tak berujung mengganggu kehidupan mereka di Suriah.

“Beberapa hari sebelum evakuasi, sebuah serangan menghantam tempat perlindungan kami. Anak saya yang berumur 2 tahun terperangkap di bawah tanah dan mulutnya dipenuhi tanah. Penglihatannya dirusak dan otaknya kekurangan oksigen. Kami hampir tidak bisa mengeluarkannya dari tanah. Kemudian dia pingsan. Anak saya berada di unit perawatan intensif selama tujuh hari dan sekarang dia kehilangan penglihatan,” kata Iman.

Iman menegaskan bahwa mereka datang ke Turki untuk berobat.

“Kami ingin kembali ke negara kami ketika putra-putra kami kembali sehat,” tambah Iman. (MNM/Salam-Online)

Sumber: Anadolu Agency

Baca Juga