Turki Kritik AS karena Menyamakan ‘Kurdi’ dengan Kelompok Teror PKK/YPG
Donald Trump tegaskan kembali penarikan pasukan AS di Suriah. Syaratnya, Turki tidak menyerang “Kurdi”. Padahal menyamakan “warga Kurdi” dengan kelompok teror PKK/YPG adalah sesuatu yang berulang kali dikritik Turki.
ANKARA (SALAM-ONLINE): Presiden AS dan Presiden Turki melakukan pembicaraan melalui telepon. Percakapan telepon di antara keduanya berlangsung setelah Presiden Donald Trump mengancam akan “menghancurkan Turki secara ekonomi jika mereka memukul Kurdi”. Padahal menyatukan dan menyamakan “Kurdi” dengan teroris PKK/YPG, adalah sebuah penggabungan yang berulang kali dikritik Turki.
Turki telah memberikan pukulan berat kepada kelompok teror PKK/YPG di Afrin, Suriah. Turki akan segera bergerak untuk menghilangkan kelompok-kelompok teror di sebelah timur Sungai Eufrat, kata Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Oleh karenanya Erdogan meminta orang-orang Kurdi untuk tidak tertipu oleh kelompok-kelompok teror. “Saya memanggil saudara-saudara Kurdi saya. Anda seharusnya tidak tertipu oleh permainan ini … Turki adalah negara saudara-saudara Kurdi saya juga,” katanya seperti dikutip kantor berita Anadolu, Selasa (15/1/2019).
Menyusul pengumuman mengejutkan pada Desember 2018 lalu bahwa pasukan AS akan meninggalkan Suriah, para pejabat negara itu mengatakan penarikan tersebut bersyarat. Syaratnya Turki tidak menyerang “Kurdi”, yang berarti yang dimaksud adalah teroris PKK/YPG.
Namun para pejabat Turki mengecam penyamaan “Kurdi” oleh AS dengan kelompok teror PKK/YPG. Mereka mengatakan, operasi Turki yang diharapkan di Suriah akan menargetkan kelompok teror yang mengancam orang-orang Arab, Turki dan Kurdi di negara yang tengah dilanda perang itu.
Sekitar 40.000 jiwa terbunuh dalam 30 tahun kampanye Turki melawan teror PKK. Sementara PYD/YPG adalah cabang kelompok teror PKK di Suriah. Hal ini, Turki menegaskan, harus dibedakan antara kelompok teror PKK/PYD/YPG dengan warga Kurdi—yang mayoritas tidak termasuk ke dalam kelompok teror dimaksud. Mayoritas warga Kurdi di Turki hidup aman dan dilindungi, tidak terkait dengan kelompok teror tersebut.
Dalam pembicaraan teleponnya dengan Erdogan Senin (14/1), Trump menegaskan kembali penarikan pasukan Amerika dari Suriah serta zona aman 32 kilometer (20 mil) di Suriah yang akan didirikan oleh Turki. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan hal ini di hadapan anggota parlemen dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), di Ankara, Selasa (15/1).
Erdogan mengatakan kepada Trump bahwa kehadiran Turki di negara yang hampir 18 tahun dilanda konflik itu adalah mencakup untuk semua orang di Suriah tanpa diskriminasi. Jadi, termasuk untuk warga Kurdi.
“Kami juga mengatakan kepadanya (Trump) bahwa kelompok PKK/YPG menyiksa kelompok-kelompok di Suriah yang tidak bergantung kepada mereka. Kami juga mengatakan bahwa kami telah memberikan semua dokumen tentang masalah ini kepada penasihatnya,” ungkap Erdogan. (mus)
Sumber: Anadolu Agency