Turki Siapkan Zona Aman di Suriah, Memungkinkan Pengungsi Pulang

Presiden Turki mengatakan zona aman yang akan didirikan di Suriah utara akan memungkinkan lebih banyak pengungsi untuk kembali ke negara itu.

Anak-anak Suriah di pinggiran Kota Al-Bab, Suriah utara. (Foto: Lefteris Pitarakis/AP Foto)

SALAM-ONLINE: Turki akan membentuk zona aman di Suriah utara sehingga para pengungsi dapat kembali ke negara asal mereka, kata Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Berbicara di Istanbul pada Senin (28/1/2019), Erdogan juga mengatakan hampir 300.000 pengungsi Suriah telah kembali ke daerah-daerah yang dikuasai kelompok pejuang oposisi yang didukung Turki di Suriah utara. Erdogan mengharapkan jutaan warga negara Suriah dapat kembali ke zona aman yang diusulkan.

Turki sendiri telah menampung sekitar empat juta pengungsi Suriah.

Dalam langkah mengejutkan Desember 2018 lalu, Presiden Donald Trump menegaskan dia akan menarik 2.000 tentara AS dari Suriah. Erdogan kemudian mengatakan Turki dan AS telah membahas pembentukan zona aman seluas 32 km di negara yang dilanda perang di sepanjang perbatasan dengan Turki.

Pada Jumat (25/1) lalu, Erdogan mengatakan bahwa Turki mengharapkan zona aman di Suriah akan dibentuk dalam beberapa bulan lagi. Jika tidak, Turki akan membangun daerah penyangga tanpa bantuan negara lain.

Dia menyebut zona aman dibentuk dengan tujuan untuk melindungi Turki dari “teroris”, merujuk pada milisi kelompok teror YPG/PYD/PKK Suriah yang didukung AS. Kelompok ini menguasai daerah-daerah di Suriah timur laut di sepanjang perbatasan Turki.

Ankara ingin zona itu menampung para milisi (YPG), yang telah dipersenjatai dan dilatih AS untuk berperang melawan ISIS.

YPG dipandang sebagai pasukan darat yang efektif oleh AS dalam perang melawan ISIS. Tetapi Turki mengatakan YPG terkait dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang di Turki. PKK sendiri oleh Turki dan AS masuk dalam daftar kelompok teroris.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan pada Kamis bahwa Ankara memiliki kapasitas untuk menciptakan zona aman di Suriah. Tetapi tidak akan mengecualikan AS, Rusia atau lainnya jika mereka ingin bekerja sama.

Baca Juga

“Turki tidak memaksa pengungsi untuk kembali selama bertahun-tahun. Namun, sekitar 300.000 pengungsi kembali ke daerah-daerah yang dipegang Turki dan kelompok oposisi yang didukung Turki di Suriah utara, seperti Jarablus dan Al-Bab,” Osama Bin Javaid  dari Aljazeera, melaporkan di Gaziantep, perbatasan Turki-Suriah.

“Dan lebih banyak pengembalian pengungsi hanya mungkin, jika Turki dapat memiliki semacam kontrol dari sisi barat Sungai Eufrat hingga perbatasan Irak,” terang Erdogan.

Ancaman Turki

Selama berbulan-bulan, Ankara mengancam akan melancarkan serangan baru di Suriah utara untuk mengusir kelompok teror Kurdi (YPG) yang didukung AS, menyusul dua pertempuran lain dalam tiga tahun terakhir.

Pasukan Turki menembaki posisi YPG di wilayah utara Suriah, Tal Rifaat, pekan lalu, media pemerintah melaporkan pada Jumat.

YPG masih mengendalikan Tal Rifaat, terjepit di antara wilayah di bawah kendali Turki di utara dan daerah yang dikendalikan oleh rezim Suriah dan pihak oposisi di selatan. Itu hanya 20 km barat Afrin. Wilayah ini (Afrin) diambil oleh Turki dan sekutunya, Tentara Pembebasan Suriah (FSA) dalam operasi tahun lalu yang bertujuan mengusir milisi YPG.

YPG telah menolak gagasan “zona aman” yang didirikan oleh Ankara. Kelompok ini takut serangan Turki terhadap wilayah di bawah kendali mereka.

Erdogan dan Trump telah melakukan beberapa percakapan telepon untuk membahas zona aman yang diusulkan, termasuk penarikan pasukan AS dari Suriah. (mus)

Sumber: Aljazeera

Baca Juga