Pembubaran dan Pelarangan FPI Melanggar ‘Due Process of Law’

M Rizal Fadillah

Catatan M Rizal Fadillah*

SALAM-ONLINE.COM: Orang dapat setuju atau tidak dengan kegiatan FPI. Akan tetapi ketidakadilan terhadap tokoh HRS dan FPI sangat dirasakan. Setelah pembantaian 6 anggota Laskar FPI oleh aparat, kriminalisasi HRS dengan dalih hukum yang dicari-cari, mengganggu aset pesantren “Markaz Syari’ah” Mega Mendung, maka yang terakhir adalah SKB pembubaran dan pelarangan FPI.

Atas dasar kebencian, FPI dan tokohnya telah dijadikan sebagai “musuh negara” dan dengan perlakuan yang tidak adil Pemerintah telah mendeklarasikan diri sebagai  rezim  yang zalim.

Pembubaran dan pelarangan melalui SKB sangat tidak berdasar hukum dan bertentangan dengan UU Keormasan. Melanggar asas “due process of law” dengan meminggirkan fungsi peradilan. Meski SKB adalah bentuk hukum, akan tetapi karena digunakan tanpa melandaskan pada aturan hukum, maka layak untuk  dikategorikan sebagai “a bus de droit” (penyalahgunaan kekuasaan).

UU Keormasan tidak mengenal membubaran dan pelarangan ormas melalui Surat Keputusan Bersama  Menhukham, Mendagri, Kapolri, Menkominfo, Jaksa Agung dan Kepala BNPT. Lebih jauh kebijakan Pemerintah ini merupakan tindakan inkonstitusional yang melabrak asas negara hukum (rechtstaat). Menginjak-injak UUD 1945. 

Baca Juga

Catatan buruk sejarah hukum kedua di masa Pemerintahan Joko Widodo dalam kaitan pembubaran ormas dengan menggunakan “kekerasan politik” bermantel hukum. Pertama, melalui Perppu saat membubarkan HTI dan kedua melalui SKB untuk membubarkan bahkan melarang FPI. Khusus yang kedua ini gugatan yang dilakukan melalui PTUN sangat berpeluang untuk  dimenangkan.

Bagi FPI nampaknya soal pembubaran tidak terlalu penting di samping bisa berganti baju menjadi Front Perjuangan Islam atau lainnya. Tetapi prioritas perhatian justru pada pengungkapan kejahatan HAM pembantaian 6 anggota Laskar FPI. Hal ini merupakan masalah besar yang bila terbukti akan menjadi suatu  kejahatan atau terorisme negara. Joko Widodo harus bertanggung jawab.

Pembubaran dengan menunjukkan arogansi kekuasaan hanya jalan untuk membangun simpati kepada FPI. Dan FPI pun akan semakin besar.

*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan

Bandung, 16 Jumadil Awwal 1442 H/30 Desember 2020 M

Baca Juga