Aksi Bakar Diri Tentara AS di Depan Kedubes ‘Israel’, Pentagon: ‘Tragis!’

Jubir Pentagon Mayjen Patrick Ryder

SALAM-ONLINE.COM: Aksi bakar diri mematikan yang dilakukan seorang tentara Angkata Udara (penerbang) AS di depan Kedutaan Besar (Kedubes) penjajah Zionis “Israel” di Washington pada akhir pekan lalu adalah “sangat tragis”, kata pihak Pentagon.

“Kami menyampaikan belasungkawa kami kepada keluarga penerbang tersebut,” kata juru bicara Pentagon (Kementerian Pertahanan AS) Mayjen Patrick Ryder kepada wartawan, Senin (26/2/2024).

Aaron Bushnell (25), seorang tentara aktif Angkatan Udara AS, membakar dirinya sendiri di depan Kedutaan Besar penjajah Zionis “Israel” pada Minggu (25/2). Bushnell melakukan aksi nekat ini sebagai bentuk protes atas perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza yang terkepung dan dukungan AS terhadap serangan penjajah tersebut. Dia dibawa ke rumah sakit tetapi kemudian meninggal.

“Saya tidak akan lagi terlibat dalam genosida (pembantaian/pembersihan) terhadap warga Palestina di Gaza. Saya akan melakukan aksi protes ekstrem, namun jika dibandingkan dengan apa yang dialami rakyat Palestina di tangan penjajah, aksi tersebut tidak ekstrem sama sekali. Inilah yang diputuskan oleh penguasa sebagai hal yang normal,” kata Bushnell dalam rekaman video viral di medsos yang dilansir Kantor Berita Anadolu.

Bushnell berulang kali terdengar berteriak “Bebaskan Palestina!” saat api menelannya sebelum dia tersungkur ke tanah.

Menteri Pertahanan Lloyd Austin “mengikuti situasi ini,” kata Ryder. Rincian tambahan diperkirakan akan diberikan oleh Angkatan Udara 24 jam setelah keluarga Bushnell diberitahu.

Baca Juga

Investigasi masih berlangsung

Bushnell adalah orang kedua di AS yang melakukan aksi bakar diri sebagai protes terhadap perang di Gaza. Desember 2023 lalu, seseorang membakar dirinya sendiri di depan Konsulat Zionis “Israel” di Atlanta, Georgia sebagai bentuk protes.

Zionis penjajah telah melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu. Serangan biadab ini membunuh lebih dari 29.690 orang dan menyebabkan kehancuran massal di samping krisis bahan-bahan kebutuhan pokok. Sementara sekitar 1.200 warga penjajah diyakini tewas dalam serangan yang dipimpin Hamas.

Menurut PBB, perang di Gaza telah menyebabkan 85% penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan. Sementara 60% infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur.

Mahkamah Internasional menyebut Zionis penjajah telah melakukan genosida (pembersihan dan pembantaian terhadap warga Palestina di Gaza). Keputusan sementara pada Januari lalu memerintahkan penjajah terkutuk ini agar menghentikan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan dapat diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Namun, serangan ke Gaza terus berlanjut dan pengiriman bantuan masih belum cukup untuk mengatasi bencana kemanusiaan tersebut. (mus)

Baca Juga