Tolak Gencatan Senjata, Menteri Ben-Gvir dan Partainya Keluar dari Koalisi Pimpinan Netanyahu

Menteri Keamanan penjajah, Itamar Ben-Gvir dan partainya, Kekuatan Yahudi, keluar dari koalisi rezim penjajah pimpinan Netanyahu karena menolak gencatan senjata di Gaza

SALAM-ONLINE.COM: Partai sayap kanan Zionis, Jewish Power (Kekuatan Yahudi) mengumumkan pada Sabtu (18/1/2025) bahwa mereka akan meninggalkan koalisi “Israel” yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu. Pemimpin partai, Itamar Ben-Gvir, juga menyatakan mengundurkan diri sebagai menteri keamanan penjajah pada Ahad (19/1), lapor Anadolu.

Ben-Gvir cs dan partainya mundur dan keluar dari koalisi Netanyahu karena menolak kesepakatan gencatan senjata. Mereka menganggap perjanjian dengan Hamas tersebut sebagai “sembrono”. Partai Otzma Yehudit (Kekuatan Yahudi) akan menyerahkan surat pengunduran diri kepada koalisi yang dipimpin Netanyahu, Ahad.

Selain menteri Ben-Gvir, yang juga mundur adalah Yitzhak Wasserlauf dan Amichai Eliyahu, serta ketua komite MK (anggota Knesset) Zvika Fogel, Limor Son Har-Melech dan MK Yitzhak Kroizer, akan meninggalkan jabatan mereka.

Sebelumnya pada Kamis (16/1) Ben-Gvir menyatakan niatnya untuk mengundurkan diri sebagai menteri keamanan nasional penjajah dan partainya akan meninggalkan pemerintahan koalisi penjajah jika perjanjian gencatan senjata tersebut disetujui.

Baca Juga

Rezim penjajah yang dipimpin Netanyahu menyetujui gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan di Jalur Gaza pada Jumat (17/1) malam dalam pertemuan Kabinet yang berlangsung selama beberapa jam.

Menteri Keamanan penjajah Ben-Gvir dilaporkan berusaha membujuk Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang juga seorang tokoh sayap kanan, untuk mengundurkan diri jika kesepakatan gencatan senjata itu disetujui. Namun Smotrich hanya menentang kesepakatan tersebut dalam pemungutan suara lanjutan antara rezim penjajah dan Kabinet Keamanan pada Jumat dan Sabtu pagi. Tanpa mengundurkan diri.

Dengan hilangnya partai “Kekuatan Yahudi” pimpinan Ben-Gvir, koalisi Netanyahu kehilangan enam kursi di parlemen (Knesset), tetapi tidak cukup untuk menggulingkan pemerintahan penjajah tersebut.

Koalisi yang berkuasa saat ini terdiri dari 68 kursi yang berasal dari partai sayap kanan dan ultra-Ortodoks (Haredi). Dengan mundurnya partai Ben-Gvir, koalisi akan berkurang menjadi 62 kursi, yang masih cukup untuk mempertahankan mayoritasnya. (mus)

Baca Juga