Hamas Kecam Zionis Penjajah Tunda Pembebasan Tahanan Palestina

Omer Shem Tov, seorang tawanan “Israel” yang ditahan di Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023, dibebaskan sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan antara Hamas dan Zionis penjajah di Nuseirat, Jalur Gaza tengah, pada 22 Februari 2025 (Reuters/Ramadan Abed)

SALAM-ONLINE.COM: Hamas mengecam keputusan Zionis penjajah yang menunda pembebasan tahanan Palestina. Hamas, seperti dilansir Middle East Eye (MEE) menegaskan pada Ahad (23/2/2025) bahwa tindakan penjajah itu membahayakan perjanjian gencatan senjata di Gaza.

“Apa yang dilakukan musuh dengan menunda pembebasan tahanan kami sesuai perjanjian adalah tindakan seperti preman dan membuat seluruh perjanjian berada dalam bahaya besar,” kata pejabat senior Hamas, Bassem Naim, seperti dilansir dailysabah, Ahad (23/2).

Sementara anggota Biro Politik Hamas Ezzat el Rashq menyebut
Keputusan Netanyahu itu sebagai upaya yang disengaja untuk mengganggu perjanjian.

“Itu jelas merupakan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan perjanjian, dan menunjukkan kurangnya keandalan pendudukan/penjajah dalam melaksanakan kewajibannya,” tegas Ezzat el Rashq.

“Israel” sebelumnya mengatakan pihaknya menunda pembebasan ratusan tahanan Palestina yang direncanakan akan dibebaskan sehari sebelumnya sampai Hamas memenuhi persyaratannya. Hal ini menggarisbawahi rapuhnya perjanjian gencatan senjata di Gaza.

Kantor Perdana Menteri penjajah Benjamin Netanyahu merilis sebuah pernyataan pada Ahad (23/2) dini hari yang menyatakan bahwa “Israel” sedang menunggu pembebasan 620 tahanan dan tahanan Palestina sampai pembebasan sandera berikutnya dipastikan, dan tanpa upacara yang memalukan.

El Rashq mengatakan upacara tersebut tidak mencakup penghinaan terhadap para sandera, tetapi mencerminkan perlakuan yang manusiawi dan bermartabat terhadap mereka. Ia menambahkan bahwa “penghinaan yang sebenarnya” adalah apa yang dialami para tahanan Palestina selama proses pembebasan.

Pejabat kelompok perlawanan Palestina tersebut menyebutkan pengikatan tangan para tahanan dan tahanan Palestina serta penutupan mata mereka dan mengancam mereka untuk tidak mengadakan perayaan pembebasan mereka sebagai contoh penghinaan mereka di tangan otoritas penjajah.

Hamas telah membuat para sandera muncul di panggung di depan publik dan berbicara sebelum mereka diserahkan. Peti mati dengan sisa-sisa sandera juga dibawa melewati kerumunan.

Pengumuman “Israel”, yang juga menuduh Hamas berulang kali melanggar gencatan senjata yang telah berlangsung selama sebulan, muncul setelah kelompok perlawanan Palestina pada hari Sabtu menyerahkan enam sandera dari Gaza sebagai bagian dari pertukaran yang diatur berdasarkan gencatan senjata.

Para sandera yang dibebaskan pada Sabtu adalah tawanan “Israel” terakhir yang masih hidup dan akan diserahkan pada tahap pertama gencatan senjata. Jenazah empat sandera “Israel” yang tewas akan dibebaskan minggu depan.

Baca Juga

Sejak fase pertama gencatan senjata dimulai pada 19 Januari, Hamas telah membebaskan 25 sandera “Israel” dalam upacara di hadapan massa di berbagai lokasi di Gaza.

Anggota bersenjata bertopeng mengawal para tawanan ke panggung yang dihiasi slogan-slogan. Para sandera telah berbicara dan melambaikan tangannya ke publik yang memadati lokasi upacara.

Palang Merah sebelumnya telah mengimbau “semua pihak” agar pertukaran dilakukan dengan cara yang “bermartabat dan pribadi”.

Dalam penyerahan tawanan ketujuh tersebut, Hamas membebaskan sandera ke “Israel” pada hari Sabtu. Namun di pihak penjajah menunda pembebasan tahanan Palestina sebagai imbalannya.

Keluarga para tahanan Palestina telah menunggu dengan ketidakpastian hingga Sabtu malam. Mereka berharap pembebasan keluarga mereka.

Di kota selatan Khan Younis, Umm Diya al-Agha (80), mengatakan dia telah menerima kabar bahwa putranya termasuk di antara mereka yang dijadwalkan akan dibebaskan, setelah 33 tahun dipenjara.

“Kalau hati saya terbuat dari besi, pasti meleleh dan hancur. Setiap hari saya menantikan momen ini,” ujarnya.

Kelompok advokasi Klub Tahanan Palestina mengatakan “Israel” akan membebaskan 620 tahanan Palestina pada Sabtu. Sebagian besar dari mereka adalah warga Gaza yang ditahan selama perang.

Sebelum pengumuman Netanyahu, juru bicara Hamas Abdel Latif al-Qanou mengatakan, “Kegagalan ‘Israel’ untuk mematuhi pembebasan tahanan pada waktu yang disepakati merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian tersebut.”

Qanou meminta mediator gencatan senjata untuk menekan “Israel” penjajah agar mematuhi ketentuan tanpa penundaan atau hambatan. (mus)

Baca Juga