Tersangkut Kasus Korupsi & Ijazah Palsu, Bagaimana Peluang Wali Kota Istanbul Pesaing Utama Erdogan Ini di Pilpres 2028?

SALAM-ONLINE.COM:: Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoğlu menghiasi berita utama di Turki setelah penahanannya pada Rabu (19/3) terkait dengan kasus korupsi dan ijazah palsu.
Untuk kasus berat yang menjeratnya ini, Imamoğlu tetap yakin akan dukungan publik sebagaimana yang ditunjukkan oleh pernyataan pertamanya beberapa saat sebelum penahanan.
Namun, masa depan yang suram menantinya. Bahkan meskipun ia dapat mengatasi masalah hukumnya saat ini. Dengan gelar pendidikan (ijazah) yang dibatalkan universitasnya pada Selasa (18/3) dalam penyelidikan terpisah atas pemindahannya yang ilegal dari universitas Siprus ke Universitas Istanbul, ia tampaknya telah kehilangan kesempatan untuk mencalonkan diri sebagai presiden.
Imamoğlu akan memenangkan pemilihan pendahuluan oleh Partai Rakyat Republik (CHP) pada Ahad lalu. Karenanya untuk saat ini ia adalah satu-satunya calon presiden yang akan mencalonkan diri dalam pemilihan umum mendatang. Namun, seorang calon presiden diharuskan memiliki gelar universitas untuk memenuhi syarat. Pakar hukum bahkan menunjukkan bahwa ia mungkin harus bertugas di ketentaraan lagi karena wajib militer jangka pendek bagi alumni universitas akan dibatalkan dengan pembatalan ijazahnya.
Meskipun bukti dan kesaksian dari saksi mata dalam penyelidikan lain semakin banyak yang menunjukkan dugaan kesalahan Imamoğlu. Namun ia tetap bersikukuh menyatakan tidak bersalah. Imamoğlu dikabarkan akan mengajukan banding atas hukuman berat penjara yang menantinya. Tapi dia diyakini akan tetap berada dalam penahanan praperadilan yang panjang karena pelanggaran yang dihadapinya terbilang serius.
Pembebasan dengan pengawasan yudisial mungkin masih memberi cukup waktu bagi Imamoğlu untuk dicalonkan sebagai presiden jauh sebelum pemilihan umum yang dijadwalkan pada tahun 2028. Tetapi hanya jika bandingnya yang lain terhadap keputusan Universitas Istanbul untuk mencabut ijazahnya itu disetujui.
Partainya, CHP, memberikan dukungan penuhnya kepada Imamoğlu. CHP mengumumkan demonstrasi besar-besaran pada Rabu, selain protes oleh anggota parlemen dari CHP.
Namun, partai tersebut mungkin tidak ingin berspekulasi muluk mengenai peluang untuk mengalahkan pesaing utamanya, Presiden Recep Tayyip Erdoğan, dalam pemilihan umum dengan seorang kandidat (Imamoğlu) yang masa depannya tidak pasti.
Menurut jajak pendapat, Mansur Yavaş, seorang wali kota yang kurang karismatik, masih lebih difavoritkan daripada Imamoğlu sebagai kandidat Presiden dari CHP. Yavaş menentang pemilihan pendahuluan CHP, dengan mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk memilih seorang kandidat.
Nampaknya Yavas tidak percaya pada keyakinan Ketua CHP Özgür Özel bahwa mereka dapat memaksa pemerintah untuk mengadakan pemilihan awal. Yavaş mungkin menjadi kandidat terdepan untuk calon presiden dari CHP jika Imamoğlu tersingkir dari persaingan karena masalah ijazah dan kasus korupsi.
Mengenai kursi wali kota yang dijabat Imamoğlu, para ahli hukum mengatakan seorang wali amanat kemungkinan akan ditunjuk untuk menggantikannya. Pengacaranya, Zafer Işeri, mengatakan kepada surat kabar Sabah bahwa mereka tidak mengharapkan pemilihan wali kota baru di antara anggota majelis kota yang didominasi oleh CHP.
Işeri menegaskan bahwa penahanan itu “bukan penangkapan”. Imamoğlu, kata dia, akan tetap menjadi wali kota karena prinsip “tidak bersalah sampai terbukti bersalah”.
“Tetapi, sangat mungkin ia akan ditangkap karena beratnya pelanggaran yang dituduhkan kepadanya. Karena itu ia harus dibebaskan dari semua tuduhan untuk kembali menjabat sebagai wali kota. Namun, ia akan menghadapi proses persidangan yang panjang,” kata Işeri, Rabu (18/3). (is)
Sumber: Daily Sabah