Hamas Siap Memulai Perundingan Terkait Kesepakatan ‘Komprehensif’ untuk Akhiri Perang di Gaza

SALAM-ONLINE.COM: Kelompok perlawanan Palestina Hamas mengatakan bahwa mereka siap untuk segera memulai negosiasi dengan zionis terkait kesepakatan “komprehensif” untuk membebaskan semua sandera “Israel” dengan imbalan gencatan senjata penuh dan penarikan seluruh pasukan penjajah itu dari Jalur Gaza.

“Perjanjian parsial di Gaza hanya berfungsi sebagai kedok politik sebagai agenda (Perdana Menteri penjajah Benjamin Netanyahu) untuk melanjutkan perang, genosida, dan kelaparan,” kata Khalil Al-Hayya, pemimpin Hamas di Gaza dan kepala negosiator kelompok tersebut, dalam pidato yang disiarkan di televisi pada platform digital resminya, Kamis (17/4/2025) seperti dilansir Anadolu.

Ia menegaskan kesiapan Hamas untuk kesepakatan skala penuh.

“Kami siap untuk segera terlibat dalam negosiasi paket komprehensif untuk pembebasan semua sandera ‘Israel’ dengan imbalan sejumlah tahanan kami yang ditahan oleh pendudukan, penghentian perang sepenuhnya, penarikan menyeluruh militer ‘Israe’ dari Jalur Gaza, dimulainya rekonstruksi, dan pencabutan blokade,” tegas Al-Hayya yang menyambut baik pernyataan Adam Boehler, utusan khusus AS untuk urusan penyanderaan, yang pada Kamis sebelumnya menyatakan dukungannya untuk mengakhiri masalah penyanderaan dan perang sebagai satu paket.

Boehler mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera: “Saya dapat memberi tahu Anda bahwa pertempuran akan segera berakhir, segera jika para sandera dibebaskan.”

Baca Juga

Al-Hayya juga menyerukan intervensi internasional segera untuk mengakhiri blokade “Israel” di Gaza,. Ia memperingatkan bahwa lebih dari dua juta orang di Gaza menjadi sasaran genosida karena kelaparan.

Ia juga mencatat bahwa Hamas telah menerima proposal mediator pada akhir bulan Ramadhan pada tanggal 29 Maret, tetapi Netanyahu kemudian menolaknya dan menanggapi dengan apa yang Al-Hayya gambarkan sebagai kondisi yang tidak masuk akal yang tidak akan mengarah pada gencatan senjata atau penarikan diri dari Gaza.

Lebih dari 51.000 warga Palestina telah terbunuh di Gaza dalam serangan brutal “Israel” sejak Oktober 2023. Sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan November 2024 lalu untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

“Israel” juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut. (kk)

Baca Juga