Hingga Kini Direktur Rumah Sakit di Gaza Ditahan ‘Israel’, Disiksa Secara Brutal & tak Manusiawi

Direktur RS Kamal Adwan di Gaza, Dokter Hussam Abu Safiya, ditahan penjajah sejak 27 Desember 2024, mengalami siksaan brutal tak manusiawi, sampai sekarang. (Instagram/dr.hussam73)

SALAM-ONLINE.COM: Dokter Hussam Abu Safiya dan tahanan Palestina lainnya ditahan di pusat penahanan yang dikelola “Israel”. Ia mengalami penyiksaan brutal dengan “kondisi yang semakin tidak manusiawi”.

Dokter Hussam Abu Safiya adalah Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza. Ia ditahan penjajah zionis sejak 27 Desember 2024, tanpa dakwaan. Dia memberi tahu pengacaranya tentang penyiksaan dan penganiayaan brutal di pusat penahanan yang dikelola “Israel”.

Pengacaranya, Gheed Kassem, seperti dilansir Middle East Eye (MEE), Jumat (18/4/2025), mengungkapkan kondisi dokter Hussam Abu Safiya yang sesungguhnya.

Gheed Kassem mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Alaraby TV bahwa dia Sudah tiga kali Kassem mengunjunginya di dalam tahanan zionis penjajah. “Setiap kunjungan menjadi lebih sulit daripada sebelumnya,” beber Kassem.

“Sejujurnya, apa yang saya dengar darinya sangat mengejutkan. Sampai-sampai saya bahkan tidak tahu apakah pantas untuk mengungkapkannya kepada media,” katanya.

Menurut Kassem, tahanan dari Gaza dipukuli dan diserang dengan cara yang mengerikan saat perayaan Idul Fitri awal April ini.

“Sayangnya, saya belum bertemu satu pun tahanan dalam seminggu terakhir yang tidak dipukuli atau diserang,” ungkapnya.

“Situasinya semakin memburuk. Kelaparan meningkat, penyiksaan meningkat, isolasi dari dunia luar meningkat, ancaman meningkat, namun tidak seorang pun yang  mampu membatasi eskalasi ini.”

Kassem mengatakan bahkan individu yang sehat dan bugar akan keluar dengan kondisi kesehatan yang buruk setelah ditahan “Israel”. Kassem menekankan bahwa Abu Safiya bukan satu-satunya tahanan tak bersalah yang mengalami penyiksaan biadab dengan kondisi yang mengerikan.dan tak manusiawi.

Tetapi faktanya, seluruh kru medis dan bahkan pasien yang ditahan di dalam rumah sakit Gaza juga mengalami hal yang sama.

“Sebagai pengacara dan pembela hak asasi manusia, kami malu untuk membicarakan tingkat penyiksaan yang terjadi,” katanya, seraya menyebut injakan kaki, penghinaan dan pemaksaan mengonsumsi air limbah sebagai controh beberapa perlakuan ringan yang dialami warga Palestina.

Baca Juga

Kassem mencatat bahwa para tahanan dipaksa untuk mengambil bagian dalam tindakan yang akan “dikecam secara moral di seluruh dunia”.

“Kehormatan mereka diinjak-injak setiap hari, setiap menit. Perlakuan buruk terhadap mereka sangat mengerikan,” ungkap Kassem.

Dia juga menceritakan, kepala Abu Safiya terbentur tiang logam beberapa hari yang lalu.

Abu Safiya telah dikategorikan sebagai “pejuang yang melanggar hukum” di bawah “Israel” — meskipun dia adalah seorang dokter sipil, yang berarti tidak ada tuduhan resmi terhadapnya.

Dia akan tetap berada dalam penahanan administratif setidaknya hingga September atau Oktober. Dokter Hussam Abu Safiya, hanyalah satu di antara sekian banyak warga Palestina yang ditahan dan Disiksa secara biadab.

Addameer, sebuah kelompok hak tahanan Palestina, mengatakan hampir 10.000 warga Palestina saat ini dipenjara, termasuk sekitar 400 anak-anak dan 27 wanita.

Diperkirakan sekitar 40 persen dari semua pria Palestina dalam hidup mereka pernah ditahan oleh penjajah “Israel”.

Kelompok tersebut juga melaporkan bahwa hampir 3.500 orang ditahan di bawah penahanan administratif — dipenjara tanpa dakwaan resmi atau akses ke proses hukum.

Pada akhir Oktober, putra Abu Safiya terbunuh akibat serangan “Israel” di rumah sakit Kamal Adwan, Gaza.

“Meskipun terjadi peristiwa mengerikan di dalam penjara, namun tenaga medis, termasuk Dokter Hussam Abu Safiya, hingga kini perhatian utama mereka adalah kondisi rumah sakit di Jalur Gaza,” kata Kassem.

“Sampai detik ini, hal yang ia tanyakan adalah kondisi rumah sakit yang dihadapi di tengah genosida yang terjadi saat ini di Gaza.” (is)

Baca Juga