Saat Ketegangan dengan Pakistan Meningkat, India Menahan 175 orang di Kashmir
SALAM-ONLINE.COM: Polisi India mengatakan bahwa mereka menahan 175 orang di seluruh distrik Anantnag di Kashmir yang dikuasai India. Awal pekan ini terjadi serangan di tempat ini oleh orang-orang bersenjata tak dikenal. Menewaskan 26 orang.
Dilansir Anadolu, Sabtu (26/4/2025), polisi India mengumumkan bahwa operasi pencarian dan pengepungan yang ekstensif telah dilakukan di seluruh distrik tersebut.
Serangan itu telah memicu eskalasi tajam antara kedua negara tetangga (India dan Pakistan) yang bersenjata nuklir tersebut.
India, yang menuduh adanya hubungan lintas batas dengan serangan tersebut, mengambil tindakan pembalasan yang luas — menangguhkan Perjanjian Perairan Indus, pakta pembagian air penting tahun 1960, mengusir diplomat Pakistan, membatalkan visa Pakistan, dan memperketat kontrol media.
Islamabad yang dengan tegas menolak tuduhan tersebut, meresponsnya dengan mengusir diplomat India, menangguhkan visa bagi warga India, menutup wilayah udaranya, dan menghentikan perdagangan. Termasuk transaksi yang dilakukan melalui negara ketiga.
Pakistan juga menangguhkan Perjanjian Simla tahun 1972. Sebuah perjanjian kerangka kerja utama yang dirancang untuk mengelola perselisihan bilateral.
Pakistan memperingatkan bahwa setiap upaya India untuk mengalihkan atau memblokir aliran air berdasarkan Perjanjian Perairan Indus akan dianggap sebagai “tindakan perang”. Pakistan juga menekankan bahwa pakta tersebut tidak dapat ditangguhkan secara sepihak.
Sementara itu, Kementerian Informasi India mengeluarkan peringatan yang melarang saluran media menyiarkan liputan langsung operasi pertahanan atau pergerakan pasukan keamanan, dengan alasan masalah “keamanan nasional”.
Kashmir telah menjadi inti konflik antara India dan Pakistan. Keduanya mengklaim Kashmir secara penuh, tetapi masing-masing menguasai wilayah itu sebagian.(mus)