Tuding sebagai Kampus Anti Yahudi, Trump Sebut Universitas Harvard Ancaman bagi Demokrasi

SALAM-ONLINE.COM: Presiden AS Donald Trump sedang “perang” dengan Harvard University. Salah satu universitas elite dan terbaik di dunia. Perang kata-kata itu dimulai saat pemerintahan federal AS di bawah Trump membekukan dana sebesar 2,2 miliar dollar AS ke universitas tersebut.
Trump menuduh Harvard yang berlokasi di Cambridge, Massachusetts, AS itu sebagai “ancaman” bagi demokrasi. Anti Yahudi.
“Harvard adalah Institusi Anti-Semit (Yahudi) Jauh ke Kiri, seperti banyak lainnya, dengan mahasiswa yang diterima dari seluruh dunia, ingin mencabik-cabik Negara kita,” kata Trump seperti dilansir Anadolu, Kamis (24/4/2025).
“Tempat itu (Harvard) adalah kekacauan Liberal, yang memungkinkan sekelompok orang gila tertentu masuk dan keluar kelas dan memuntahkan KEMARAHAN DAN KEBENCIAN palsu. Itu benar-benar mengerikan!” tulis Trump di Truth Social.
Pernyataannya muncul setelah Harvard menggugat pemerintahan Trump pada Senin (21/4) lantaran pemerintah federal membatalkan lebih dari $2 miliar dana untuk kampus elite tersebut.
Presiden Harvard, Alan Garber, mengatakan pada Rabu (23/4) bahwa kampus itu “tidak akan berkompromi” atas hak-haknya dalam pemerintahan Trump.
“Sekarang, sejak pengajuan kami dimulai, mereka bertindak seolah-olah mereka semua adalah ‘Kue Apel Amerika’. Harvard adalah ancaman bagi Demokrasi,” tuding Trump.
“Lagi pula, dia tidak sehebat itu, dan saya berharap perusahaan saya yang sangat besar, yang sekarang dijalankan oleh putra-putra saya, segera menyingkirkannya!” lanjutnya.
Awal pekan ini, Gedung Putih mengatakan pemerintahan Trump akan merespons gugatan pembekuan dana Universitas Harvard di pengadilan.
Kampus paling bergengsi di AS tersebut adalah universitas besar pertama yang secara terbuka menentang arahan pemerintah AS, yang menurut pejabat Trump adalah untuk memerangi antisemitisme (Yahudi) menyusul protes kampus tersebut terhadap perang brutal “Israel” di Jalur Gaza.
Pemerintahan Trump juga menargetkan program keberagaman, kesetaraan dan inklusi (DEI), yang disebutnya sebagai “diskriminasi ilegal dan tidak bermoral”.
Membela pembekuan dana, pemerintahan Trump mengatakan universitas harus menegakkan hukum hak-hak sipil dan menghentikan pelecehan terhadap mahasiswa Yahudi. (kk)