Wartawan Terbakar Hidup-hidup dalam Serangan ‘Israel’ di Tenda Jurnalis

SALAM-ONLINE.COM: Pasukan Zionis penjajah membombardir sebuah tenda tempat berlindung wartawan di Khan Younis pada Senin (7/4/2025). Serangan yang membakar tenda itu menewaskan dua orang, sementara yang lainnya terjebak dalam kobaran api. Beberapa orang jurnalis kritis.
Serangan yang menargetkan tenda di dekat Rumah Sakit Nasser tersebut menyebabkan kematian jurnalis Hilmi al-Faqawi dan seorang warga, Yousef al-Khazindar, lapor kantor berita Palestina Wafa.
Beberapa wartawan lain di tenda tersebut terluka, termasuk Ahmed Mansour, Hassan Islayeh, Ahmed al-Agha, Mohammed Fayeq, Abdullah al-Attar, Ihab al-Bardini, Mahmoud Awad, Majed Qudaih, dan Ali Islayh. Beberapa di antaranya dalam kondisi kritis.
Abed Shaat, seorang jurnalis yang selamat dari serangan itu, menceritakan kepada Middle East Eye (MEE) bahwa sekitar pukul 3 dini hari, serangan “Israel” menghantam tenda tempat para jurnalis menginap di tempat kamp pengungsian itu. Tanpa peringatan sebelumnya dari penjajah.
“Para jurnalis ini terkenal, dan kamp (pengungsian) ini dikenal luas sebagai tempat para jurnalis menginap, bekerja untuk mengirim pesan (berita) menyuarakan opini dan menggambarkan situasi. Mereka melaporkan perjuangan dan kekhawatiran banyak orang,” kata Shaat.
Ia mengungkapkan, sebagian besar rekannya sedang tidur saat serangan itu terjadi.
Ia menggambarkan kejadian itu sebagai “sangat mengerikan, menyedihkan dan menyakitkan”. Ia menceritakan saat itu bergegas menuju rekannya, Mansour, salah seorang di antara jurnalis yang terluka parah dalam serangan itu. Ia (Mansour) terbakar hidup-hidup.
“Melihat rekan jurnalis Anda dilalap api, saya rasa Anda tidak dapat menyaksikan sesuatu yang lebih sulit dari itu,” katanya.
Dalam upayanya untuk menyelamatkan rekan jurnalisnya, Shaat mengalami luka bakar ringan di tangannya. “Yaa Robb, kasihanilah dia, dia sekarang sedang menjalani perawatan.”
Ia mengatakan, beberapa wartawan tengah menjalani perawatan medis untuk luka ringan hingga serius.
Dalam rekaman yang beredar luas, Mansour, seorang koresponden kantor berita lokal Palestine Today, terlihat dilalap api saat rekan-rekannya berusaha mati-matian untuk menyelamatkannya.
Mansour berada dalam kondisi kritis dengan luka-luka yang mengancam jiwanya.
Tenda itu diketahui semua orang sebagai tenda jurnalis. “Ini menegaskan bahwa ini adalah serangan yang ditargetkan terhadap jurnalis,” tutur Shaat.
“Pesan kami adalah agar kami terus melanjutkan jalan kami, jalan yang kami pilih sebagai jurnalis, saat kami melaporkan perjuangan rakyat dan menyuarakan warga di Gaza, yang telah mengalami perang genosida selama lebih dari 17 bulan.”
Kuburan berita
Pada akhir pekan, jurnalis Palestina Islam Nasr al-Din Muqadad gugur bersama putranya dalam serangan “Israel” yang menargetkan rumahnya di Khan Younis.
Sejak melancarkan perang di Gaza pada Oktober 2023, Zionis penjajah telah membunuh 210 jurnalis Palestina.
Menurut laporan Watson Institute for International and Public Affairs, perang genosida “Israel” di Gaza telah menjadi “peristiwa terburuk yang pernah terjadi” bagi jurnalis.
Laporan yang berjudul News Graveyards: How Dangers to War Journalist Endanger the World menyebut serangan “Israel” di Jalur Gaza sejak Oktober 2023 telah membunuh lebih banyak wartawan daripada Perang Saudara AS, Perang Dunia I dan II, Perang Korea, Perang Vietnam (termasuk konflik di Kamboja dan Laos), perang di Yugoslavia pada 1990-an dan 2000-an, dan perang pasca-9/11 di Afghanistan, jika digabungkan.
“Pada 2023, seorang wartawan atau satu orang pekerja media, rata-rata, terbunuh atau dibantai setiap empat hari. Pada 2024, hanya sekali setiap tiga hari,” kata laporan tersebut.
“Sebagian besar wartawan yang terluka atau terbunuh, seperti halnya di Gaza, adalah wartawan lokal.”
Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) mengatakan pada Februari lalu bahwa jumlah wartawan yang terbunuh di seluruh dunia pada 2024 mencapai rekor di Palestina. “Israel” bertanggung jawab atas hampir 70 persen kematian tersebut.
CPJ menyebut “Israel” berupaya menghalangi investigasi atas kejahatan tersebut, mengalihkan kesalahan kepada jurnalis, dan mengabaikan tanggung jawabnya atas pembunuhan tersebut. (mus)