AS Cabut Tuntutan Perlucutan Senjata Hamas sebagai Syarat Gencatan Senjata Gaza

Donald Trump

SALAM-ONLINE.COM: Pemerintahan Donald Trump dilaporkan telah mencabut tuntutannya yang sudah lama agar Hamas melucuti senjata sebagai prasyarat gencatan senjata Gaza. Ini menandakan ada perubahan signifikan dalam kebijakan AS di tengah negosiasi yang dimediasi oleh Mesir saat ini.

Menurut laporan situs web berbahasa Arab milik The New Arab, Al-Araby Al-Jadeed, Sabtu (10/5/2025), para negosiator AS menyampaikan kepada para mediator Mesir bahwa masalah perlucutan senjata Hamas dapat ditangani pada tahap selanjutnya.

Sumber Mesir yang mengetahui pembicaraan tersebut mengatakan kepada Al-Araby Al-Jadeed bahwa pejabat Amerika telah menunjukkan keterbukaan untuk menunda pelaksanaan perlucutan senjata yang ketat dan penyerahan senjata Palestina di Gaza. Khususnya milik Hamas.

Sumber tersebut menambahkan bahwa pejabat AS juga mengakui ketidakpraktisan pengasingan paksa para pemimpin dan pejuang dari sayap bersenjata Hamas serta kelompok lainnya. Sejumlah individu yang mau diusir “Israel”–diperkirakan antara 3.000-5.000 orang–memunculkan kekhawatiran dari negara-negara tuan rumah potensial (sebagai penampung).

Sebagai gantinya, AS dilaporkan bersikeras untuk segera membebaskan semua 21 tawanan/sandera “Israel” yang masih hidup dan mengembalikan jenazah yang ditahan oleh Hamas dalam satu kelompok.

Sikap ini muncul di tengah meningkatnya skeptisisme dalam pemerintahan Trump terkait strategi Perdana Menteri penjajah Benjamin Netanyahu yang ingin menggunakan tekanan militer dalam mengamankan pembebasan para tawanan.

Laporan intelijen menunjukkan bahwa tiga tawanan tewas menyusul dimulainya kembali operasi militer penjajah di Gaza pada 18 Maret lalu. Nyawa tawanan “Israel”-Amerika, Edan Alexander, kini terancam setelah ia terluka saat serangan udara “Israel” di Gaza.

Baca Juga

Sebelumnya “Israel” menyatakan bahwa mereka akan melanjutkan operasi militer skala besar di Gaza–yang dikenal sebagai Operasi Gideon’s Chariots–jika tidak ada kemajuan yang dicapai sebelum kunjungan Presiden AS Donald Trump mendatang ke Timur Tengah.

Perubahan kebijakan AS dilaporkan telah disambut dengan optimisme hati-hati di antara para mediator dalam menghindari eskalasi besar ini.

Sumber Mesir mencatat bahwa ada rasa optimisme tentang kemungkinan mencapai solusi komprehensif dalam waktu dekat. Terutama mengingat kesediaan Hamas untuk membebaskan semua tawanan “Israel” di Gaza sekaligus.

Ada juga harapan untuk merumuskan kerangka kerja yang dapat diterima untuk mengatur senjata perlawanan dan pergerakan pejuang setelah kesepakatan tercapai.

Perkembangan ini menandai perubahan signifikan dari posisi AS sebelumnya–yang secara konsisten menuntut perlucutan senjata Hamas sebagai prasyarat untuk gencatan senjata.

Dengan menunda masalah ini, Washington nampaknya memprioritaskan penghentian permusuhan segera dan pembebasan tawanan daripada pengaturan keamanan jangka panjang. (is)

Baca Juga