Hari Nakba 15 Mei: Ketika Bangsa Palestina Diusir Paksa dari Negeri Sendiri oleh Milisi Penjajah Zionis

Warga Palestina melarikan diri dari sebuah desa di Galilea setelah serangan Zionis pada tahun 1948 (Reuters)

SALAM-ONLINE.COM: Setiap tahun pada tanggal 15 Mei, warga Palestina memperingati Nakba (hari “bencana”).

Ketika itu, 15 Mei 1948, seperti diingatkan lagi oleh Middle East Eye (MEE), sekitar 750.000 warga Palestina (sebagai tuan rumah di negeri mereka sendiri) diusir paksa dari rumah-rumah mereka oleh para “tamu”–orang-orang Yahudi, khususnya dari Eropa yang berdiaspora.

Warga Palestina itu diusir paksa oleh milisi Zionis untuk memberi jalan bagi berdirinya “Israel” pada tahun 1948, atas bantuan Inggris.

Padahal kaum Yahudi itu semula ditolong oleh warga Palestina karena diburu oleh Nazi Jerman di Eropa. Tetapi, warga Palestina yang menolong mereka–sebagai tamu yang datang dari daratan Eropa–justru malah mereka usir secara paksa.

Sejak saat itu peristiwa ini telah membentuk politik penjajah dan Palestina. Menurut warga Palestina, peristiwa ini terus berlanjut hingga saat ini dalam berbagai bentuk perang, pendudukan, pengepungan, penghancuran rumah, perampasan tanah, dan banyak lagi.

Peristiwa Nakba dapat ditelusuri kembali ke tahun 1917, ketika Inggris, dalam “Deklarasi Balfour”, berjanji kepada para pemimpin Zionis bahwa mereka akan membantu mendirikan “rumah (negara) bagi orang-orang Yahudi di Palestina”.

Setelah merebut Yerusalem dari Kekaisaran Ottoman pada akhir Perang Dunia Pertama (1914-1918), Inggris memerintah Palestina antara tahun 1923-1948 di bawah “mandat” dari Liga Bangsa-Bangsa.

Baca Juga

Di bawah kekuasaan Inggris selama 25 tahun, warga Palestina berulang kali ditindas. Sementara imigrasi Yahudi Eropa berkembang pesat. Zionis dilatih dan dipersenjatai.

Inggris memutuskan untuk mengakhiri mandatnya atas Palestina pada tahun 1947. Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) gagal membentuk pemerintahan alternatif. Milisi Zionis pun melakukan pengusiran paksa secara sistemik.

Pada akhir perang, pasukan Zionis telah membunuh 13.000 warga Palestina. Menghancurkan dan menggusur sekitar 530 desa dan kota. Melakukan sedikitnya 30 pembantaian dan mengusir 750.000 warga Palestina.

Sekitar 150.000 warga Palestina saat itu masih berada di dalam batas-batas wilayah jajahan “Israel” yang baru dibentuk. Banyak pula dari mereka terpaksa mengungsi .

Mereka yang dulu diusir pada tahun 1948, saat ini keturunan mereka berjumlah 5,8 juta pengungsi. Sebagian besar tinggal di negara-negara Arab tetangga.

Zionis penjajah tidak pernah mengizinkan pengungsi Palestina kembali ke tanah air mereka, sehingga menjadikan penderitaan warga Palestina sebagai krisis pengungsi terpanjang yang belum terselesaikan dalam sejarah modern hingga kini. (mus)

Baca Juga