Setelah Pidato Menggelegar di PBB Bela Palestina dan Berunjuk Rasa di New York, Visa Presiden Kolombia Dicabut AS

Presiden Kolombia Gustavo Petro saat berpidato di Sidang Majelis Umum PBB, Kamis, 25 September 2025, yang membuat delegasi AS walk out

SALAM-ONLINE.COM: AS akan mencabut visa Presiden Kolombia Gustavo Petro karena pernyataannya saat turut berunjuk rasa di New York yang meminta tentara AS agar tidak mematuhi Presiden Donald Trump.

Pernyataan Petro saat berunjuk rasa bela Palestina di New York, menurut Departemen Luar Negeri AS, Jumat (26/9/2025), dinilai “sembrono dan menghasut”.

“Hari ini, Presiden Kolombia @petrogustavo berdiri di jalanan New York City dan mendesak tentara AS untuk tidak mematuhi perintah dan menghasut kekerasan. Kami akan mencabut visa Petro karena tindakannya yang sembrono dan menghasut,” kata Kemenlu AS tersebut di akun media sosial AS, X.

Seperti dilansir Anadolu, Sabtu (27/9/2025), Petro bergabung dengan para demonstran di New York, bersama musisi Inggris Roger Waters, saat Perdana Menteri penjajah Benjamin Netanyahu berpidato di hadapan Majelis Umum PBB.

“Apa yang terjadi di Gaza jelas di luar pembahasan, ini adalah genosida,” kata Petro di hadapan publik seraya menambahkan bahwa veto Washington di Dewan Keamanan PBB telah menghancurkan semua harapan diplomasi.

“Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa setelah diplomasi berakhir, umat manusia harus berjuang dengan cara yang berbeda,” ujarnya.

Ia mendesak tentara AS untuk tidak mengikuti perintah Presiden Donald Trump.

“Dari New York, saya meminta kepada seluruh prajurit Angkatan Darat AS untuk tidak melawan rakyat,” ujarnya.

“Lawan perintah Trump, patuhi perintah kemanusiaan,” kata Petro, merujuk pada tentara AS yang melawan Hitler di Eropa.

Menteri Dalam Negeri Kolombia Armando Benedetti menulis di X bahwa visa Perdana Menteri penjajah “Israel” Benjamin Netanyahu-lah yang seharusnya dicabut, bukan visa Petro.

“Tetapi karena kekaisaran melindunginya, mereka melampiaskannya kepada satu-satunya presiden yang cukup mampu untuk mengatakan kebenaran di hadapannya.”

Sebelumnya, tak kalah menggelegarnya pidato Presiden Kolombia itu di Sidang Majelis Umum PBB pada Kamis, 25 September 2025, yang membuat Delegasi AS ‘Walk Out’.

Gustavo Petro menggebrak podium Majelis Umum PBB, saat menyampaikan pidato terakhir.

Pernyataannya atas genosida di Gaza begitu mengharukan di hadapan para pemimpin, kepala negara dan delegasi dunia. Petro yang menjabat Presiden Kolombia sejak 2022 akan mengakhiri jabatannya pada 2026.

Baca Juga

Dalam pidatonya di Sidang Umum ke-80 PBB yang viral, Petro dengan keras menyebut “Israel” telah melakukan genosida di Gaza atas ‘persetujuan’ Amerika Serikat di bawah kendali Presiden Donald Trump. Petro juga menyalahkan NATO sebagai kaki tangan genosida di Gaza.

“Trump tidak berbicara tentang demokrasi, ia tidak berbicara tentang krisis iklim, ia tidak berbicara tentang kehidupan, ia hanya mengancam dan membunuh serta membiarkan puluhan ribu orang terbunuh. Tidak ada ras yang unggul, Tuan-tuan. Tidak ada umat pilihan Tuhan. Bukan Amerika Serikat atau “Israel”. Fundamentalis sayap kanan (“Israel”) yang bodohlah yang berpikir demikian. Umat pilihan Tuhan adalah seluruh umat manusia,” kata Petro dalam potongan pidato yang dikutip dari akun Instagramnya, Kamis, 25 September 2025.

“Dia menjadi kaki tangan dalam genosida. Karena itu adalah genosida, kita harus meneriakkannya berulang-ulang. Majelis ini adalah saksi bisu dan kaki tangan genosida di dunia saat ini,” kata Petro seraya menambahkan bahwa negara-negara yang tak lagi memiliki kekuatan berkumpul di sini. Seberapa pun mereka bersikap, mereka telah diabaikan.

“Kita harus berubah sekarang. Pertama-tama kita harus menghentikan genosida Gaza. Umat manusia tidak boleh membiarkan genosida terjadi lagi, atau genosida Netanyahu atau sekutunya di Amerika Serikat dan Eropa, membiarkan mereka bebas,” serunya.

Seruan Petro untuk ‘cukup berkata-kata’ diperumit oleh fakta bahwa sekutu “Israel” seperti Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat—yang sebagian besar mempersenjatai genosida “Israel”—memiliki hak veto di Dewan Keamanan PBB.

“Diplomasi telah mengakhiri perannya, Tuan-tuan, dalam kasus Gaza. Ia tidak mampu menyelesaikannya. Genosida harus dihentikan dengan apa yang mengikuti diplomasi, dengan suara Majelis Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan bukan dengan suara (veto) Dewan Keamanan, melainkan dengan Persatuan untuk Perdamaian Palestina, yang membentuk kekuatan bersenjata untuk membela kehidupan rakyat Palestina,” tegas Petro.

Ia menyerukan intervensi bersenjata internasional untuk mengakhiri genosida “Israel” yang telah berlangsung hampir dua tahun di Gaza. “Kita membutuhkan pasukan yang kuat dari negara-negara yang tidak menerima genosida,” ujar Petro di hadapan para pemimpin dunia yang berkumpul di Sidang Umum PBB di New York.

“Itulah sebabnya saya mengundang negara-negara di dunia dan rakyatnya, lebih dari segalanya, sebagai bagian integral dari kemanusiaan, untuk menyatukan senjata dan pasukan,” tegasnya.

“Kita harus membebaskan Palestina,” serunya. “Saya mengundang pasukan Asia, bangsa Slavia yang hebat yang mengalahkan Hitler dengan kepahlawanan yang luar biasa, dan pasukan Amerika Latin Bolívar.

“Kita sudah cukup bicara; saatnya untuk pedang kebebasan atau kematian Bolívar,” Petro berpendapat, merujuk pada pahlawan kemerdekaan Amerika Latin abad ke-19, Simón Bolívar.

“Karena mereka tidak hanya akan membombardir Gaza, seperti yang telah mereka lakukan di Karibia, tetapi juga kemanusiaan, yang menyerukan kebebasan. Karena dari Washington dan NATO mereka membunuh demokrasi dan melahirkan kembali tirani dan totalitarianisme di tingkat global,” ungkapnya.

Delegasi Amerika Serikat meninggalkan aula Majelis Umum sebagai tanda protes atas kritik Presiden Kolombia terhadap mitranya dari AS, Donald Trump.

Laporan media Kolombia mengatakan Petro telah kembali ke Bogota dari New York pada Jumat malam (26/9).

Selain mencabut visa Petro, AS juga menolak visa bagi pejabat Palestina, termasuk Presiden Mahmoud Abbas, dan melarang mereka menghadiri Sidang Umum PBB di New York). (ib)

Baca Juga