Hamas Desak Dunia Tekan ‘Israel’ Agar Patuhi Gencatan Senjata di Gaza

Juru bicara Hamas Hazem Qassem

SALAM-ONLINE.COM: Kelompok pejuang kemerdekaan Palestina, Hamas, mendesak komunitas internasional untuk menekan “Israel” agar menghormati kesepakatan dan mematuhi perjanjian gencatan senjata di Gaza.

Hamas mengatakan bahwa mereka sedang berupaya menyelesaikan penyerahan jenazah sandera “Israel”, meskipun menghadapi tantangan besar.

Hamas “mematuhi semua detail gencatan senjata di Gaza, terutama pada tahap pertama dengan menyerahkan semua tawanan yang masih hidup sekaligus,” kata juru bicara Hamas, Hazem Qassem, dalam pernyataan pers yang dipublikasikan di kanal Telegram kelompok tersebut, Senin (20/10/2025).

“Kami bekerja setiap hari untuk menyelesaikan penyerahan semua jenazah tawanan Israel,” kata Qassem, seraya mencatat bahwa proses tersebut menghadapi “tantangan besar karena kerusakan yang luas” di Gaza.

Hamas telah membebaskan 20 sandera “Israel” yang masih hidup dan menyerahkan jenazah 13 tawanan lainnya dengan imbalan hampir 2.000 tahanan Palestina berdasarkan perjanjian gencatan senjata yang berlaku efektif pada 10 Oktober, sesuai rencana bertahap yang diajukan oleh Presiden AS Donald Trump.

Qassem menuduh “Israel” sengaja mengebom daerah-daerah tempat para sandera ditawan selama perang.

Baca Juga

“Salah satu kendala utama yang kami hadapi dalam mengirimkan sisa-sisa bantuan adalah kurangnya alat berat yang dibutuhkan untuk membersihkan puing-puing,” tambahnya. “Kami telah menjelaskan hal ini kepada para mediator.”

Qassem mengatakan Hamas terus berkomunikasi dengan para mediator, termasuk AS, mengenai pelanggaran gencatan senjata yang berulang kali dilakukan penjajah “Israel”.

“Semua pihak yang menginginkan ketenangan di kawasan ini harus menekan pendudukan/penjajah (“Israel”) untuk memastikan mereka memenuhi komitmen (gencatan senjata),” ujarnya, seraya menuding “Israel” menggunakan berkas bantuan untuk melakukan pemerasan politik dan mengancam warga Palestina dengan kelaparan sekali lagi.

Ia menambahkan bahwa “Israel” belum meninggalkan “kebijakan” jahatnya, yaitu sengaja membuat lapar rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Kantor media pemerintah Gaza melaporkan 80 pelanggaran gencatan senjata oleh “Israel” sejak perjanjian tersebut mulai berlaku pada 10 Oktober, yang mengakibatkan kematian 97 warga Palestina dan 230 lainnya luka-luka.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sejak Oktober 2023, perang genosida “Israel” telah menewaskan lebih dari 68.200 jiwa dan melukai lebih dari 170.000 orang. (ib)

Baca Juga