Hamas Siap Pertukaran Tahanan, Tanggapan Trump: ‘Israel’ Harus Hentikan Serangan ke Gaza

Donald Trump

SALAM-ONLINE.COM: Presiden AS Donald Trump menyambut baik tanggapan Hamas atas usulan gencatan senjata dan pertukaran tahanannya. Trump mengatakan ia yakin kelompok perlawanan Palestina tersebut “siap untuk perdamaian abadi”.

“Israel harus segera menghentikan pengeboman Gaza, agar kita dapat mengeluarkan para sandera dengan aman dan cepat!” ujarnya di platform Truth Social miliknya, Jumat (3/10/2025) seperti dilansir Anadolu, $abtu (4/10).

“Saat ini, terlalu berbahaya untuk melakukan (pengeboman) itu. Kami sudah berdiskusi mengenai detail yang akan diselesaikan. Ini bukan hanya tentang Gaza, ini tentang PERDAMAIAN yang telah lama dinantikan di Timur Tengah.”

Gedung Putih sebelumnya mengunggah sebuah video yang tampaknya menunjukkan Trump sedang merekam pesan video pra-rekaman tentang Gaza, meskipun masih belum jelas kapan video tersebut akan dirilis.

Hamas sebelumnya mengeluarkan tanggapan resminya terhadap rencana Trump yang menyetujui pembebasan semua tawanan “Israel”, jenazah korban, dan penyerahan pemerintahan Gaza kepada badan teknokratis Palestina yang independen, bukan badan Internasional yang dipimpin Trump.

“Israel” memperkirakan 48 warganya yang ditawan berada di Gaza, termasuk 20 orang yang masih hidup. Sementara sekitar 11.100 warga Palestina ditahan di penjara-penjaranya, menderita penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis, yang mengakibatkan banyak korban jiwa, demikian menurut laporan media dan hak asasi manusia Palestina dan “Israel”.

Dalam sebuah pernyataan di Telegram, Hamas mengatakan bahwa “isu-isu lain yang diangkat dalam proposal Presiden Trump mengenai masa depan Jalur Gaza dan hak-hak sah rakyat Palestina terkait dengan posisi nasional yang bersatu berdasarkan hukum dan resolusi internasional yang relevan.”

Sebuah sumber Palestina mengatakan kepada Anadolu bahwa Hamas secara resmi menyampaikan tanggapannya terhadap rencana Trump kepada para mediator dan meminta klarifikasi atas beberapa klausul.

Baca Juga

Hamas mengindikasikan bahwa mereka telah melakukan “konsultasi mendalam dengan lembaga-lembaga kepemimpinannya dan konsultasi luas dengan pasukan dan faksi-faksi Palestina, serta dengan para mediator dan sekutu, untuk mencapai posisi yang bertanggung jawab dalam menangani rencana Presiden AS Donald Trump itu”.

Ditambahkan bahwa mereka menghargai “upaya Arab, Islam, dan internasional, serta upaya Presiden AS Donald Trump, yang menyerukan diakhirinya perang di Jalur Gaza, pertukaran tahanan, masuknya bantuan segera, penolakan pendudukan Jalur Gaza, dan penolakan pengusiran rakyat Palestina dari sana”.

Sebelumnya pada Jumat (3/10) Trump memberi Hamas waktu hingga pukul 18.00 waktu Washington (22.00GMT) pada Minggu untuk menyetujui usulannya.

Usulan tersebut bertujuan untuk mengubah Gaza menjadi zona bebas senjata, dengan mekanisme pemerintahan transisi yang diawasi langsung oleh Trump melalui badan internasional baru yang bertugas memantau implementasinya.

Rencana ini mencakup pembebasan semua tawanan “Israel” yang ditahan oleh Hamas dalam waktu 72 jam setelah persetujuan, dengan imbalan pembebasan ratusan tahanan Palestina dari penjara-penjara penjajah.

Rencana tersebut mengamanatkan penghentian permusuhan, perlucutan senjata semua kelompok bersenjata di Gaza, dan penarikan penjajah “Israel” secara bertahap dari daerah kantong pantai yang dilanda genosida itu. Usulan Trump lainnya adalah Gaza yang akan diperintah oleh otoritas teknokratis di bawah pengawasan badan internasional (asing) yang dipimpin oleh Presiden AS.

“Israel” telah mempertahankan blokade di Gaza, rumah bagi hampir 2,4 juta orang, selama hampir 18 tahun. Penjajah itu memperketat blokade sejak Maret lalu ketika menutup penyeberangan perbatasan dan memblokir pengiriman makanan serta obat-obatan, yang memicu daerah kantong tersebut ke dalam kelaparan.

Sejak Oktober 2023, serangan “Israel” telah membunuh hampir 66.300 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak. PBB dan kelompok-kelompok hak asasi manusia telah berulang kali memperingatkan bahwa Gaza sedang dibuat tidak layak huni, dengan kelaparan dan penyakit menyebar dengan cepat di tengah pengungsian yang meluas. (Ib)

Baca Juga