Pasukan Penjajah Serang Armada Bantuan Gaza, Menahan Ratusan Aktivis

Penyelenggara mengatakan pasukan “Israel” menggunakan kekerasan dan menganiaya aktivis saar pencegatan kapal-kapal kemanusiaan itu

SALAM-ONLINE.COM: Pasukan angkatan laut penjajah “Israel” menyerang armada bantuan internasional yang menuju Jalur Gaza yang terkepung. Pasukan teroris itu juga menahan para aktivis kemanusiaan di dalam kapal tersebut, kata pihak penyelenggara, Rabu (1/10/2025) malam.

Dilansir Anadolu, Kamis (2/10), penyelenggara Armada Sumud Global mengatakan pasukan penjajah mengepung kapal-kapal tersebut saat berlayar menuju Gaza untuk menembus blokade “Israel” yang telah berlangsung bertahun-tahun. Para aktivis melaporkan gangguan sinyal dan komunikasi yang terputus di sebagian besar kapal.

Komite Internasional untuk menembus blokade di Gaza (ICBSG) mengonfirmasi bahwa pasukan “Israel” menyerbu enam kapal, antara lain: Alma, Sirius, Adara, dan Deir Yassin. Beberapa aktivis mengunggah video di media sosial yang menunjukkan kapal-kapal angkatan laut penjajah mendekati konvoi tersebut dan memerintahkan mereka untuk mengubah arah.

“Kami sedang diserang saat ini oleh tentara Zionis (Israel),” kata ICBSG di platform media sosial AS, X. “Beberapa kapal telah dicegat dan keadaan darurat telah diumumkan di semua kapal.

“Siaga Tinggi. Kapal-kapal kami dicegat secara ilegal. Kamera sedang offline, dan kapal-kapal telah dinaiki oleh personel militer (penjajah).”

Komite tersebut menuduh “Israel” menggunakan kekerasan terhadap para aktivis. “Pasukan angkatan laut menabrak satu kapal, mengerahkan meriam air, dan secara paksa menaiki kapal-kapal tersebut sambil secara brutal menganiaya aktivis yang ditahan dari 50 negara di seluruh dunia,” kata komite.

Menurut para penyelenggara, sejauh ini sekitar 70 aktivis telah ditahan. Update berita terbaru, pasukan penjajah itu telah menahan ratusan aktivis kemanusiaan

Kementerian Luar Negeri penjajah mengonfirmasi bahwa sejumlah aktivis ditahan dan akan dipindahkan ke pelabuhan wilayah jajahan zionis itu.

Kementerian penjajah tersebut mengatakan bahwa pasukan angkatan laut mereka telah mencapai armada dan memerintahkan para aktivis untuk dialihkan ke pelabuhan Ashdod di wilayah selatan jajahan “Israel” untuk diperiksa sebelum bantuan ditransfer ke Gaza.

Channel 13 “Israel”, mengutip sumber-sumber, mengatakan operasi untuk merebut armada tersebut akan berlanjut hingga Kamis.

Armada bantuan tersebut mencapai kurang dari 80 mil laut (148 kilometer) dari Gaza sebelum dicegat oleh Angkatan Laut pasukan teroris itu.

Baca Juga

Para aktivis melihat lebih dari 20 kapal angkatan laut teroris “Israel” mendekati konvoi tersebut, kemudian pasukan penjajah itubmemerintahkan mereka untuk mengubah arah.

Seorang juru bicara Armada Sumud mengatakan bahwa kapal-kapal “Israel” yang mendekat jelas bergerak untuk memblokade armada tersebut.

Pencegatan terjadi ketika konvoi tersebut telah melewati titik di mana kapal Madleen dan Handala dicegat oleh “Israel” pada Juni dan Juli lalu.

Rekaman siaran langsung dari armada menunjukkan para aktivis mengenakan rompi pelampung saat kapal-kapal “Israel” mendekati mereka.

Serangan pasukan teroris zionis terjadi meskipun ada seruan dari organisasi-organisasi internasional, termasuk Amnesty International, untuk melindungi armada bantuan tersebut.

PBB juga memperingatkan bahwa serangan apa pun terhadap konvoi tersebut tidak dapat dibenarkan.

“Israel”, sebagai penjajah, sebelumnya telah mencegat kapal-kapal yang menuju Gaza, menyita kargo mereka, dan mendeportasi para aktivis di dalamnya.

Armada yang sebagian besar memuat bantuan kemanusiaan dan pasokan medis itu, berlayar pada akhir Agustus. Ini adalah pertama kalinya dalam beberapa tahun, lebih dari 50 kapal berlayar bersama menuju Gaza, membawa 532 aktivis sipil dari lebih 45 negara.

“Israel” telah mempertahankan blokade di Gaza, rumah bagi hampir 2,4 juta penduduk, selama hampir 18 tahun. Penjajah itu semakin memperketat pengepungan pada Maret lalu ketika menutup penyeberangan perbatasan dan memblokir pengiriman makanan dan obat-obatan, yang mendorong daerah kantong itu ke dalam kelaparan.

Sejak Oktober 2023 serangan brutal “Israel” telah membunuh lebih dari 66.100 warga Palestina. Sebagian besar perempuan dan anak-anak. PBB dan kelompok-kelompok hak asasi manusia telah berulang kali memperingatkan bahwa wilayah kantong tersebut semakin tidak layak huni, lantaran pasukan penjajah sengaja membuat warga Gaza dilaparkan. Dan, penyakit pun menyebar dengan cepat. (is)

Baca Juga